Jakarta, Portonews.com – Agung Spanyol memerintahkan operator tanker Prestige membayar ganti rugi sebesar €1,5 miliar atas tumpahan minyak pada 2002. Kejadian itu tercatat sebagai salah satu bencana lingkungan hidup terparah yang pernah melanda Eropa.
Vonis yang diputus pada Desember 2018 itu tersebut memperkuat vonis sebelumnya di pengadilan La Coruna pada November 2017. Mahkamah Agung mengatakan sanksi ini sudah final, dan uang kompensasi ditanggung oleh perusahaan asuransi dan kapten kapal.
Prancis, yang ikut terkena dampak tumpahan minyak, juga menerima kompensasi. Negara tetangga Spanyol itu akan menerima ganti rugi sebesar €61 juta.
Prestige tenggelam di lepas pantai Galicia, Spanyol, setelah enam hari hanyut karena mengalami kerusakan. Kapal tanker berbendera Bahama milik Liberia itu menumpahkan 63.000 ton minyak ke laut setelah lambungnya pecah dan tenggelam. Gumpalan minyak terbawa arus air dan angin hingga mencemari garis pantai sepanjang 2.980 kilometer di Spanyol, Prancis, dan Portugal.
Tumpahan minyak ini mengakibatkan kerusakan besar terhadap lingkungan hidup dan hewan liar di kawasan tersebut. Bencana yang terjadi akibat kecerobohan ini juga mengganggu industri perikanan Eropa.
Sebagian besar uang ganti rugi akan diberikan kepada pemerintah Spanyol. Sisanya dibagi antara pemerintah Galicia dan otoritas setempat, termasuk di wilayah Prancis. Sejumlah perusahaan di kawasan itu, khususnya yang bergerak di industri perikanan, juga kebagian dana kompensasi.
Putusan Mahkamah Agung Spanyol mengakhiri persidangan maraton untuk kasus ekologi terburuk sepanjang sejarah Spanyol. Lebih dari 300.000 orang sukarelawan dari seluruh penjuru Eropa datang ke kawasan tersebut untuk membantu proses pembersihan.

Kapal Tua
Pada 2016, Mahkamah Agung menyatakan kapten Prestige asal Yunani, Apostolos Mangouras, beserta perusahaan asuransi asal Inggris, The London P&I Club, juga pemilik kapal yaitu Mare Shipping Inc harus bertanggung jawab atas bencana ini. Mangouras, yang berusia 67 tahun ketika Prestige tenggelam, juga dihukum dua tahun penjara.
Waktu itu, pengadilan menyebutkan bahwa dua perusahaan energi besar yaitu Repsol (Spanyol) dan BP (Inggris) sudah disarankan agar tidak menyewa tanker Prestige. Namun keduanya tetap menggunakan kapal berkapasitas 81.000 ton yang sudah berusia 26 tahun itu.
Dalam berkas putusan, disebutkan juga bahwa mantan kapten Prestige, Stratos Kostazos, pernah mengeluhkan kondisi kapal. Pria asal Yunani itu mengatakan kapal tidak laik jalan dan dia menolak berlayar.
Mangouras balik menuding pemerintah Spanyol. Dia mengatakan otoritas Spanyol yang meminta kapalnya terus berlayar. Padahal Mangouras sudah mengirim pemberitahuan bahwa kapal tersebut mengalami keretakan di lambungnya.
Pada 2012, pengadilan Spanyol memperkirakan total biaya penanggulangan tumpahan minyak dan rehabilitasi kawasan terdampak mencapai €4,1 miliar. Sebanyak €3,8 miliar di antaranya harus diberikan ke pemerintah Spanyol.
Pada 2013, pemerintah Prancis memperkirakan kerugian akibat tumpahan minyak Prestige untuk korban di wilayahnya mencapai €109 juta.
Setelah tenggelam, Prestige terus membocorkan minyak dengan laju kira-kira 125 ton per hari. Tumpahan itu mencemari dasar laut dan garis pantai, terutama sepanjang wilayah Galicia.
Kerusakan lingkungan terparah dialami pantai Galicia. Kawasan terdampak tumpahan minyak ini merupakan suaka alam yang penting di spanyol, yang dihuni berbagai spesies hiu dan burung. Besarnya volume tumpahan minyak memaksa pemerintah Spanyol melarang pemancingan ikan di kawasan itu selama enam bulan.
Awalnya, pemerintah Spanyol mengira hanya 17.000 ton minyak yang tumpah dari 77.000 minyak yang diangkut. Sebanyak 60.000 ton minyak sempat diduga membeku dan tidak bocor dari kapal yang tenggelam.
Di awal 2003, diketahui bahwa sekitar separuh muatan hilang. Pada Agustus 2003, diperkirakan 63.000 ton minyak, atau lebih dari 80% muatannya, bocor ke perairan di barat laut pesisir Spanyol.
Pada Maret 2006, genangan minyak baru ditemukan dekat bangkai Prestige. Berdasarkan penyelidikan, minyak itu memiliki ciri yang sama seperti yang diangkut Prestige.
Penelitian oleh Jose Luis De Pablos dari Pusat Penelitian Energi dan Lingkungan Madrid, yang dipublikasikan pada Desember 2006, menyimpulkan bahwa 16.000-23.000 ton minyak masih berada di bangkai kapal.
Kesimpulan itu berbeda jauh dari temuan pemerintah Spanyol bahwa hanya 700-1.300 ton minyak yang tumpah. Bioremediasi sisa minyak juga terbukti gagal. De Pablos mengingatkan bahwa korosi lambung dapat menyebabkan kerusakan lebih parah dan berpotensi menyebabkan kebocoran baru. ℗ Henri Loedji