Peran perusahaan jasa penanggulangan tumpahan minyak yang mempunyai kapasitas dan kesiapsiagaan juga menjadi faktor yang menentukan keberhasilan.
JAKARTA – Direktur Teknik dan Lingkungan Direktorat Jenderal Migas, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Soerjaningsih mengapresiasi upaya penanggulangan tumpahan minyak yang terjadi di Teluk Balikpapan, Kalimantan Timur, awal April 2018. Dalam waktu yang relatif singkat, kurang dari satu minggu, tumpahan minyak yang bersumber dari pipa Pertamina tersebut sudah bisa diatasi.
“Kita bersyukur karena ada kerja sama yang baik antar instansi terkait, terutama dengan bantuan pihak ketiga. Penanganan tumpahan minyak dari pecahnya pipa crude oil di Balikpapan bisa berjalan lancar. Dengan prakiraan skenario terburuk, disiapkan peralatan seperti oil boom, penyedot minyak (oil skimmer), sumber daya manusia yang kompeten, dan strategi penanganan yang tepat, termasuk koordinasi dan kerja sama dengan pihak-pihak lain,” kata Soerjaningsih kepada wartawan, Senin, 9 April 2018 di Jakarta.
Pertamina Refinery Unit V Balikpapan, lanjutnya, bertindak cepat dengan memobilisasi personal dan peralatan yang dimiliki, serta mengundang pihak ketiga, yakni perusahaan yang expert di bidang penanggulangan tumpahan minyak.
“Sebagaimana kita saksikan, penanggulangan tumpahan minyak berjalan efektif. Sebagian besar tumpahan minyak telah dibersihkan. Kerja sama antar para pemangku kepentingan sangat baik,” jelasnya.
Senada dengan apa yang dikatakan Soerjaningsih, Kepala Kantor Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Pelabuhan Balikpapan, Sanggam Marihot mengaku sangat lega karena penanganan tumpahan minyak di Teluk Balikpapan yang menjadi topik utama di media nasional maupun internasional, bisa teratasi dengan cepat.
“Sebuah kerja sama yang baik dengan pihak-pihak terkait yang di bidang penanggulangan tumpahan minyak. Banyak perusahaan yang dengan cepat membantu Pertamina dalam mengatasi tumpahan minyak tersebut,” katanya.
Menurut Sanggam, keterlibatan sejumlah perusahaan swasta dalam membantu Pertamina sangat efektif, sehingga masalah bisa ditanggulangi dengan baik dan cepat. Tercatat beberapa perusahaan yang terlibat dalam penanggulangan tumpahan minyak itu, seperti Oil Spill Combat Team (OSCT) Indonesia, BCT (Balikpapan Coal Terminal), Chevron Indonesia Oil Company (CICO), Petrosea, dan beberapa perusahaan lain.
“Kehadiran perusahaan seperti OSCT Indonesia sangat membantu, karena perusahaan ini memang memiliki keahlian di bidang penanggulangan minyak tumpah,” tuturnya.
Direktur Pengolahan PT Pertamina Toharso membenarkan adanya keterlibatan sejumlah pihak yang membantu Pertamina menangani tumpahan minyak yang terjadi sejak Sabtu 31 Maret 2018.
“Kami dibantu banyak pihak, termasuk OSCT Indonesia. Kami ingin secepatnya bisa mengatasi tumpahan minyak. Lebih cepat, lebih bagus,” tutur Toharso.
Sementara Operations Manager OSCT Indonesia, Yodi Satya yang berada di OSCT Indonesia Command Center, melalui sambungan telepon mengatakan, setelah mendapatkan notifikasi dari Pertamina Balikpapan untuk membantu menangani tumpahan minyak di Balikpapan, pihaknya segera memberikan rekomendasi strategi pembersihan tumpahan agar bisa dilakukan dengan cepat. Selain itu, ia juga langsung mengirim tim responder yang sudah tiba di lokasi sejak Sabtu, 31 Maret 2018.
Dalam operasi penanggulangan tumpahan minyak dan pembersihan area perairan dan pantai, OSCT Indonesia mengerahkan oil boom sepanjang 1000 meter, oil skimmer, absorbent, dan tenaga ahli lebih dari 20 orang.
“Kami membantu menangani wilayah pantai Benoa Patra, Semayam, dan sekitar Teluk Balipapan. Seluruh personel OSCT itu merupakan tenaga ahli yang memiliki sertifikat IMO Level 1, 2, dan 3, serta terakreditasi oleh Dirjen Perhubungan Laut, Kementerian Perhubungan, dan The Nautical Institute, sehingga layak menangani penanggulangan tumpahan minyak,” tuturnya.
Kepala Subdirektorat Keteknikan dan Keselamatan Lingkungan Minyak dan Gas Bumi, Kementerian ESDM, I Gusti Suarnaya Sidemen menilai, secara umum penanggulangan tumpahan minyak Pertamina yang diperkirakan sekitar 40.000 barel tersebut berjalan dengan baik karena adanya kerja sama perusahaan di Balikpapan.
Peran perusahaan jasa penanggulangan tumpahan minyak yang mempunyai kapasitas dan kesiapsiagaan juga menjadi faktor yang menentukan keberhasilan.
Meski sebagian besar minyak sudah terangkat, namun masih ada yang tercecer di beberapa tempat akibat pasang surut. Namun demikian jumlahnya sangat kecil, menempel pada tiang-tiang rumah penduduk, tiang dermaga, dan pohon bakau. “Ini membutuhkan waktu lama untuk membersihkannya,” kata Sidemen.