Oleh: Hotma Yusuf dan Luhut Gultom
Eksplorasi migas merupakan tahap sangat penting untuk menemukan cadangan baru dan mengganti cadangan yang telah diproduksikan (reserve replacement), baik di wilayah kerja migas yang sudah berproduksi maupun wilayah kerja baru (Frontier Area). Secara umum, tahapan kegiatan eksplorasi meliputi studi geologi/geofisika, survei seismik, serta pengeboran eksplorasi. Seluruh kegiatan tersebut membutuhkan biaya yang sangat besar (high cost) dan teknologi yang paling mutakhir (high technology). Di sisi lain, eksplorasi mengandung risiko (high risk) dan ketidakpastian yang sangat tinggi sehingga dibutuhkan analisa yang komprehensif dan keahlian yang spesifik.
Saat ini, jumlah penemuan cadangan migas baru di Indonesia masih belum sebanding dengan jumlah cadangan yang diproduksikan. Idealnya, jumlah penemuan cadangan migas baru sama dengan jumlah cadangan yang diproduksikan pada waktu tertentu. Produksi dan cadangan migas yang cukup dan berkelanjutan diperlukan untuk menjamin ketersediaan energi nasional dan mengurangi ketergantungan energi nasional dari impor. Selain menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia, industri hulu migas nasional berperan pula sebagai pendorong kegiatan perekonomian nasional , dimana keadaan tersebut bisa terjadi karena aktivitas di sektor migas memberikan multiplier effect atau efek berganda pada industri lain.
Sebagai operator 5 wilayah kerja Migas di Indonesia, 4 diantaranya adalah blok eksplorasi, PT Saka Energi Indonesia (SAKA) berkomitmen nya untuk terus melakukan kegiatan eksplorasi meskipun industri migas nasional masih belum pulih dari kelesuannya dan harga minyak masif menunjukan tren yang fluktuatif di tahun 2018.
Sesuai dengan Program Kerja 2018 yang telah disetujui oleh pemerintah melalui SKKMigas. SAKA melakukan kegiatan pengeboran sumur eksplorasi di Wilayah Kerja Eksplorasi South Sesulu dan Wilayah Kerja Produksi Pangkah. SAKA saat ini baru saja menyelesaikan kegiatan pengeboran 2 sumur eksplorasi dengan menggunakan 2 Rig Jack-Up dalam waktu yang bersamaan di 2 wilayah kerja yang berbeda.
TKBY-2, Sumur Eksplorasi yang di bor di Wilayah Kerja Pangkah, lepas pantai utara Jawa Timur telah berhasil menemukan keberadaan minyak bumi dengan perkiraan perhitungan cadangan yang sangat memuaskan berdasakan hasil Uji Kandung Lapisan (UKL) yang dilakukan. Sedangkan sumur Eksplorasi West SIS-A#1 yang merupakan bagian dari sumur komitmen kerja dan strategi eksplorasi di wilayah kerja South Sesulu memerlukan kegiatan eskplorasi lanjutan guna menemukan hidrokarbon dengan besaran keekonomian yang diharapkan.
Untuk program kerja tahun 2019, akan dilakukan serangkaian studi G&G, pekerjaan kaji ulang data seismik dan pengeboran eksplorasi di seluruh wilayah kerja yang dioperator oleh SAKA, termasuk di Pekawai dan West Yamdena, 2 wilayah kerja eksplorasi dengan skema PSC Gross Split, SAKA konsisten berkomitmen untuk membantu pemerintah dalam menemukan cadangan-cadangan gas maupun minyak di wilayah Indonesia lainnya guna mewujudkan ketahanan energi nasional.
Sebagai informasi, PT Saka Energi Indonesia (SAKA) adalah perusahaan yang bergerak di bidang minyak dan gas sebagai bagian dari anak perusahaan PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN). Tujuan didirikannya SAKA adalah melakukan kegiatan yang berhubungan dengan bisnis dan investasi hulu migas, seperti meliputi kegiatan eksplorasi, ekploitasi dan pengembangan.
Saat ini, SAKA memiliki sepuluh (10) aset yang terletak di Indonesia dan satu (1) blok shale gas di Amerika Serikat, lima (5) aset tersebut dioperasikan secara penuh oleh SAKA dengan kepemilikan sebesar 100%. Aset tersebut yaitu Pangkah PSC, South Sesulu PSC, Wokam II PSC, Pekawai Block dan West Yamdena Blok. Komposisi produksi minyak dan gas SAKA masing-masing sebesar 30% dan 70%.