Jakarta, Portonews.com – Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz Al Saud bersedia menggenjot produksi minyak. Jika diperlukan, Saudi bisa menambah produksi hingga 2 juta barel per hari.
Kesanggupan itu disampaikan Raja Salman saat dihubungi Presiden AS Donald Trump. “Raja Salman memastikan bahwa Kerajaan Saudi masih punya kapasitas cadangan 2 juta barel per hari, yang bisa digunakan jika diperlukan untuk menjaga keseimbangan pasar,” kata pernyataan Gedung Putih seperti dikutip kantor berita Reuters, Minggu (1/7/2018).
Pernyataan itu memperkuat cuitan Trump beberapa jam sebelumnya. Trump menulis di Twitter bahwa Arab Saudi sudah sepakat menambah produksi minyak.
“Baru saja berbincang dengan Raja Salman dari Arab Saudi dan menjelaskan kepada dia bahwa, karena keadaan tidak stabil di Iran dan Venezuela, saya meminta Arab Saudi menambah produksi minyak, mungkin hingga 2.000.000 barel, untuk membuat perbedaan… Harga sudah terlalu tinggi! Dia setuju!” cuit Trump.
Dalam cuitannya, Trump juga mengatakan bahwa minyak Saudi bisa membantu menutup kekurangan pasokan dari Iran. Keadaan ini dipicu keputusan AS menerapkan sanksi ekonomi terhadap Iran pada Mei lalu, setelah Trump tidak puas dengan perjanjian nuklir Iran.
Belum diketahui berapa banyak penambahan produksi minyak Saudi. Negara itu memiliki kapasitas maksimal 12 juta barel per hari. Tapi jumlah sebesar itu belum pernah dipakai sepenuhnya.
Sumber yang dekat dengan kerajaan mengatakan bahwa pekan ini Riyadh berencana mendongrak produksi minyak hingga 11 juta barel per hari. Angka itu akan menjadi yang terbesar sepanjang sejarah, naik dari 10,8 juta barel per hari pada Juni 2018.
“Kita akan menyambut sesuatu yang baru. Selama ini, kapasita produksi Arab Saudi hanya ada di taraf teori. Butuh waktu dan uang untuk mewujudkannya,” kata Amrita Sen dari lembaga konsultan Energy Aspects.
Pekan lalu, Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan mitra produsen lain termasuk Rusia, sepakat mendongkrak produksi. Kebijakan ini baru pertama kalinya diambil sejak awal 2017.