Jakarta, Portonews.com – Perusahaan logistik batubara, PT Pelita Samudera Shipping, Tbk mulai melirik peluang bisnis baru di sektor minyak dan gas (migas). Sebelumnya, perseroan lebih terfokus pada pasar batubara yang memang menjadi bisnis utamanya. Dengan nilai kontrak sebesar 83%, tentunya batubara menjadi komoditas favorit. Perusahaan pun memperoleh pendapatan yang lebih besar dari bisnis tersebut.
Sektor migas menjadi perhatian karena dinilai memiliki potensi besar bagi perusahaan. Saat ini sedang dalam penjajakan dengan berbagai pihak.
“Kita sebagai investor melihat kebutuhan oil and gas terutama harga bunker yang terus meningkat. Kita akan siapkan armada khusus serta bekerjasama dengan migas, seperti Pertamina dan lain-lain,” kata Commercial & Operation Director Harry Chan,ditemui usai Rapat Umum Pemegang Saham PT Pelita Samudera Shipping, di Fairmont Hotel, Jakarta, (20/9).
Sementara itu, rencana untuk pembelian armada paling cepat akan dilaksanakan tahun 2020.
“Tahun 2019 nanti, saya masih condong ke batubara. Tapi, tidak menutup kemungkinan seiring dengan bisnis berjalan, ada opportunity nya, ya tentu selama itu menguntungkan. Tentu kita ada tim khusus karena pastinya kita tidak ingin sembarangan beli, punya standar kapal,” ucap Harry di hadapan sejumlah wartawan.
Pelita Samudera Shipping juga melakukan divestasi usaha untuk mengoptimalkan utilisasi aset dengan menjual 1 unit aset Floating Loading Facility (FLF), fasilitas pemindahmuatan batubara lepas pantai yang dibuat tahun 2007.