Jakarta, Portonews.com – Presiden Joko Widodo memanggil Plt Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati ke Istana, Kamis (2/8/2018) siang. Dalam pertemuan tersebut keduanya membahas soal proyek kilang Pertamina di Kilang Balikpapan dan Kilang Tuban.
“Kilang di Balikpapan dan yang di Tuban, minta dijalankan sesuai rencana,” kata Nicke, usai melakukan pertemuan dengan Kepala Negara.
Dia melanjutkan, tidak ada pembahasan lain kecuali kilang. Presiden meminta agar groundbreaking proyek bisa diselesaikan tahun ini, sesuai rencana. PT Pertamina (Persero) tengah menyelesaikan empat proyek pengembangan kilang minyak atau Refinery Development Master Plan (RDMP), salah satunya adalah RDMP Balikpapan yang diklaim progresnya cukup positif.
Sementara itu, VP Corporate Communication Pertamina Adiatma Sardjito mengatakan pengembangan fase satu sudah selesai. “RDMP Balikpapan kan jetty (dermaga) sudah selesai, bulan puasa kemarin pembangunan tahap satu juga sudah dilakukan, persiapan sudah beres,” ujar Adiatma kepada media saat dijumpai di kantor pusat Pertamina, Juni lalu.
Lebih lanjut, ia mengatakan, saat ini kilang tersebut tinggal menunggu seremoni untuk groundbreaking, dan ditargetkan bisa beroperasi pada 2021. “Sudah mau groundbreaking, lahannya sudah bersih, sudah ada jetty buat bawa barang-barangnya,” tambah Adiatma.
Plt Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan pihaknya sudah melakukan tender untuk perekayasaan, pengadaan, dan konstruksi untuk kilang minyak Balikpapan ini.
Adapun, RDMP Balikpapan ini tidak akan memproduksi bahan bakar minyak Premium lagi, melainkan BBM standar EURO V, sesuai dengan Peraturan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mengenai penggunaan produk BBM berstandar Euro 4 secara bertahap hingga 2021.
Sementara untuk pembangunan Kilang Tuban tengah menyelesaikan permasalahan lahan, sebab hal itu masih menjadi faktor penghambat pembangunan. Nicke mengatakan lahan yang seharusnya digunakan untuk membangun kilang, masih tumpang tindih dengan lahan milik Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) serta warga.
“Kami mencari opsi lain dengan lahan miliki BUMN lain PT Perkebunan Nusantara (PTPN). Sudah disurvei dan initial investigation, pelabuhan sudah disurvei dan cocok bangun kilang di situ,” kata Nicke, beberapa waktu lalu. (dan)