Jakarta, Portonews.com – Impor migas bulan Mei 2018 menjadi impor migas tertinggi yang dilakukan pemerintah Indonesia sejak tahun 2015. Impor migas yang sangat tinggi ini pada akhirnya menjadi penyumbang besar defisitnya neraca perdagangan Indonesia pada periode tersebut.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pada periode Mei 2018 impor migas Indonesia tercatat sebesar 2,81 miliar dollar atau setara Rp 40,42 triliun. “Impor ini tertinggi sejak 2015, sehingga secara total impor, merupakan angka tertinggi. Baru kali ini sepanjang sejarah, impor tinggi, dan menurut kami ini di luar kebiasaan,” tutur Direktur Statistik Distribusi BPS Anggoro Dwitjahyono, seperti dikutip CNBC Indonesia, Selasa (10/7/2018).
Dia melanjutkan, total impor yang tinggi tersebut pun menjadi faktor utama yang memengaruhi defisit neraca perdagangan pada Mei 2018. Anggoro mengatakan, defisit neraca perdagangan migas sudah terjadi sejak beberapa tahun lalu.
Berdasarkan data BPS yang diterima CNBC Indonesia, neraca perdagangan migas tercatat secara konstan relatif mengalami defisit sejak 2013, namun ada satu bulan di 2015 neraca perdagangan migas mengalami surplus.
“Defisit (neraca perdagangan Mei 2018) sebenarnya banyak dipengaruhi oleh sektor migas, selalu, kalau kita bicara soal migas itu selalu negatif terus sejak beberapa tahun terakhir ini. Kalau kita lihat posisi migas itu selalu negatif, migasnya karena sudah nett impor terutama yang dari minyak mentah dan hasil minyak negatif semua. Tetapi untuk gas masih positif ya,” ucapnya.
Sebagai informasi, nilai impor Indonesia pada Mei 2018 mencapai 17,64 miliar dollar Amerika atau naik 9,17 persen dibanding April 2018, demikian pula jika dibandingkan Mei 2017 meningkat 28,12 persen. Impor migas Mei 2018 mencapai 2,82 miliar dollar Amerika atau naik 20,95 persen dibanding April 2018 dan naik 57,17 persen dibanding Mei 2017.