Jakarta, Portonews – Demi menjadikan PT Aneka Tambang (Antam) sebagai perusahaan tambang raksasa langsung menyatakan tertarik tatkala PT Vale Indonesia Tbk berencana mendivestasikan 20% sahamnya kepada Indonesia. Antam menyatakan tertarik untuk membeli saham perusahaan asing ini, apabila harganya cocok.
“Semuanya tergantung penawaran harga, berapa valuasinya, terus shareholder agreement bagaimana,” sebut Direktur Utama Antam, Arie Prabowo Ariotedjo di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (29/8/2018).
Menurutnya, ketertarikannya mengakuisisi Vale lantaran dukungan induk usaha holding BUMN tambang yakni PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) yang berhasrat Antam bisa menguasai menguasai cadangan tambang nasional. Makanya, Antam berupaya mengambil alih setiap perusahaan yang menguasai cadangan mineral nasional, termasuk Vale Indonesia.
“Holding itu bagaimana mengusai cadangan nasional. Jadi setiap perusahaan mau divestasi ya kita tertarik, tertarik bukan harus beli ya. Tertarik, tinggal valuasinya oke tidak,” ujarnya.
Namun, terkait niat ini, Arie mengaku belum ada pembicaraan lebih lanjut, baik dengan pihak Vale maupun pemegang saham Antam. Dia menganggap, apabila serius dilakukan, Antam akan dengan mudah mencaplok 20% saham Vale.
“Saya rasa bisa dengan project financing saja, sama seperti akuisisi Freeport lah, karena pada dasarnya mereka sudah punya EBITDA dan sebagainya,” kata Arie.
Saat ini kepemilikan saham Vale Indonesia, mayoritas masih dikuasai asing. Vale Canada Limited merupakan pemegang saham terbesar, yakni 58,73% INCO. Sedang Sumitomo Metal Mining menguasai 20,09%. Sisa sebesar 20,49% merupakan pemegang saham publik.
Seperti diketahui, sesuai dengan amandemen kontrak karya 2014, INCO diwajibkan mendivestasi 40% sahamnya. Sebesar 20% saham sudah lebih dulu dilepas beberapa waktu lalu. Sisa divestasi 20% bakal dilakukan paling lambat Oktober 2019.
“Divestasi 20% saham akan dilakukan secara proporsional,” ujar Direktur Utama Vale Indonesia Nico Kanter, di Jakarta, kemarin.
Vale Indonesia tak bisa langsung melepas saham divestasinya ke publik. Perusahaan bakal menawarkan ke pemerintah terlebih dahulu. Jika menolak, penawaran bakal dilanjutkan ke pemerintah daerah, kemudian ke BUMN dan BUMD. Opsi terakhir kepada publik lewat bursa saham.
Perlu pula diketahui, Vale Indonesia menguasai sebanyak 60 persen saham di lahan konsesi Sorowako, Sulawesi Selatan. Sedangkan sebesar 20 persen saham dikuasai oleh Sumitomo dan 20 persen saham lainnya merupakan milik pemerintah atau publik.
Adapun sesuai dengan klausul kontrak karya amandemen tahun 2014, Vale Indonesia dan Sumitomo harus mendivestasikan 20 persen sahamnya, sehingga porsi saham publik tahun depan menjadi 40 persen.