Jakarta, Portonews.com – Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, pemerintah terus berupaya menekan angka defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD) yang semakin lebar. Pada kuartal II-2018, CAD ada di posisi 3% dari produk domestik bruto (PDB).
Dia melanjutkan, saat ini berbagai komitmen sudah ditunjukkan pemerintah, salah satunya dengan mengurangi impor bahan baku minyak dengan pemanfaatan B20, sampai dengan rencana untuk menunda sebagian proyek infrastruktur yang memiliki bahan baku impor berlebih. Salah satunya adalah proyek infrastruktur kelistrikan yang dipegang oleh PT PLN (Persero).
“Terutama infrastruktur kelistrikan [PLN], yang menggunakan cukup banyak barang modal yang di impor. PLN termasuk yang menggunakan banyak sekali barang modal,” katanya, Senin (13/8/2018).
Meski demikian, pemerintah ingin sektor swasta pun melakukan hal serupa. Dengan mengurangi impor bahan baku dan lebih memprioritaskan penggunaan bahan baku dari dalam negeri, CAD pun diharapkan bisa ditekan.
Menurut Sri Mulyani, memaksimalkan peran TKDN sebesar 25% sesuai dengan peraturan presiden 16/2016 bisa menjadi salah satu alternatif untuk menekan impor yang selama ini memang menghabiskan devisa terlalu banyak. Sri juga menegaskan, implementasi aturan tersebut sejauh ini belum berjalan maksimal. Padahal, dampak dari kebijakan tersebut bisa menghemat jumlah devisa dalam jumlah besar.
“Mereka sebetulnya memiliki policy TKDN [tingkat komponen dalam neegeri, tapi penggunaan komponen dalam negeri selama ini masih belum dipenuhi. Ini menjadi salah satu yang bisa dilakukan dalam jangka pendek,” tegasnya.
Sebagai informasi, posisi defisit transaksi berjalan yang cukup tekor pada kuartal II-2018 menjadi salah satu biang kerok pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang menembus level psikologis baru Rp 14.600/US$.