Jakarta, Portonews.com – Direktur Keuangan PT PLN (Persero) Sarwono Sudarto mengatakan, melemahnya nilau tukar rupiah terhadap Dolar AS berdampak kepada meningkatnya Biaya Pokok Penyediaan (BPP) Tenaga Listrik.
“BPP pasti otomatis naik, tapi kami akan lakukan efisiensi lain, yang penting harga (tarif) listrik tidak naik,” ujar Sarwono kepada media saat dijumpai di Kantor Pusat PLN, Jakarta, Senin (20/8/2018).
Dia menjelaskan, efisiensi yang akan dilakukan misalnya pemeliharaan, efisiensi hybrid atau efisiensi dengan menghitung berapa konsumsi yang dipakai energi per kilo watt nya. Sarwono mencontohkan, mobil operasional, misalnya dalam 1 liter bensin bisa dipakai 10 km, akan diefisiensi sehingga bisa jadi 15 km.
Kendati demikian, Sarwono enggan membeberkan berapa besaran kenaikan BPP tersebut.Selain itu, Sarwono juga mengatakan, beberapa waktu lalu perusahaan sudah melakukan reprofilling (menata ulang profil perusahaan) besar karena mendapatkan kredit dengan bunga yang rendah. “PLN mengambil utang berbunga rendah untuk melunasi utang-utang lama yang bunganya tinggi,” terangnya.
Adapun, antisipasi lain yang sudah dilalukan PLN dari jauh-jauh hari adalah melakukan hedging atau lindung nilai pada berbagai proyek PLN yang memang kebanyakan transaksinya menggunakan Dolar AS. “Kalau kenaikan dolar AS itu kan kita lakukan hedging, itu juga mitigasi resiko juga. Terus kemarin kita ada 2 millar dollar reprofiling juga bagus untuk PLN, reprofiling yang tadinya 8% jadinya menjadi bunga 5-6%,” imbuhnya.