Jakarta, Portonews.com – PT Pertamina sudah menyiapkan investasi Rp Rp 1.011,34 triliun atau US$ 70 miliar untuk blok Rokan hingga 2041. Hal itu dikatakan Direktur Hulu Pertamina Syamsu Alam, pasca diumumkannya PT Pertamina sebagai perusahaan yang resmi merebut blok Rokan dari genggaman Chevron.
“Untuk 20 tahun kedepan itu (investasi) besarlah, sekitar US$ 70-an miliar, angka persisnya lupa. Kalau itu berhasil, nanti investasi akan lebih besar,” katanya, Rabu (1/8/2018)
Lebih lanjut, Syamsu mengatakan, biaya investasi tersebut baru mencakup belanja modal atau capex saja, dan belum termasuk biaya operasional atau opex. Biaya itu juga belum termasuk untuk menggunakan Enhanched Oil Recovery atau EOR.
Ia juga mengakui, penggunaan EOR baru akan dimulai Pertamina pada 2024 mendatang. Kendati demikian, saat ini perusahaan sudah melakuka pilot project, dan sudah uji coba. Hasilnya pun diklaim bagus.
Syamsu menuturkan, jika nantinya teknologi EOR berhasil, hal itu bisa menahan laju penurunan produksi minyak di Blok Rokan. Perusahaan menilai, tren penurunan di sana pasti terjadi karena lapangannya sudah banyak yang tua.
“Pertamina akan mengusahakan (produksinya) tidak akan merosot tajam. Kalau bicara masalah menaikan produksi itu adalah effort kedua, yang pertama menahan laju produksi, itu dulu. Kemudian, kalau nanti bisa kami tangani dengan baik, kemudian kami ada peluang untuk kembangkan reserve cadangan baru yang belum diproduksikan baru kami bicara kenaikan, tapi tantangan pertama kalau sudah decline pasti menahan laju decline,” tuturnya.
Sebelumnya, penantian siapa yang akan mengelola blok minyak tersubur di RI akhirnya tuntas juga. Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar memutuskan Pertamina duduk sebagai operator di blok Rokan. Pertamina akan kelola blok ini setelah 2021, hingga 20 tahun mendatang.