Jakarta, Portonews — Pada kuartal (Q)1 tahun 2018 ekonomi Indonesia tumbuh 5,06%. Angka pertumbuhan tersebut lebih tinggi dibanding pertumbuhan ekonomi 2017 yang sebesar 5,01%, tapi bisa lebih tinggi lagi jika tidak terjadi kontraksi di sisi produksi dan konsumsi.
Sektor industri memberikan kontribusi terbesar terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia Q1 2018, yang sebesar 5,06%. Sektor industri menyumbang 0,97%, disusul dua sektor lain, yaitu konstruksi 0,72% dan sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan motor 0,66%.
Sementara sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan menyumbang 0,40%. Tapi jika dibandingkan dengan Q4 2017, kontribusi sektor ini tumbuh signifikan, yaitu 16,36%, dan 3,14% terhadap Q1 2017.
Kepala Badan Pusat Statistik, Suharyanto mengatakan, berdasarkan besaran Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga berlaku Q1 2018 mencapai Rp3.505,3 triliun atas dasar harga konstan tahun 2010 yang sebesar Rp2.498,4 triliun.
Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh bidang usaha informasi dan komunikasi (8,69%). Sedangkan dari sisi konsumsi dihasilkan oleh konsumsi rumah tangga (8,09%). Namun demikian Suharyanto mengingatkan, dibandingkan dengan Q4 2017, ekonomi Indonesia pada Q1 2018 turun sebesar 0,42%.
“Dari sisi produksi, penurunan terjadi disebabkan oleh kontraksi di beberapa bidang usaha. Kontraksi juga terjadi di sisi konsumsi, yaitu realisasi anggaran belanja pemerintah, pembentukan modal tetap bruto, dan ekspor,” kata Suharyanto.
Sementara berdasarkan wilayah pertumbuhan, Pulau Jawa menyumbang 3,40%, Sumatera 0,94%, Kalimantan 0,28%, Bali dan Nusa Tenggara 0,11%, Sulawesi 0,40%, serta Maluku dan Papua 0,44%. (nol)