Jakarta, Portonews.com – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memperoyeksikan semester II atau periode Juli – Desember, dollar Amerika Serikat akan berada di posisi Rp 14.200. Sementara pertumbuhan ekonomi pada periode tersebut akan mencapai 5,3 persen.
Namun, proyeksi nilai tukar rupiah pada periode tersebut sangat jauh dari asumsi makro APBN 2018 sebesar Rp 13.400. “Kami perkirakan proyeksi semester II-2018, growth semester II akan mencapai 5,3 persen. Dan pertumbuhan ekonomi keseluruhan tahun 5,25 persen,” kata Sri Mulyani di Gedung DPR saat Rapat dengan Badan Anggaran, Selasa (17/8/2018).
Sri melanjutkan, untuk tingkat inflasi akan terjaga di posisi 3,5 persen dan rupiah masih ada di atas 14.000 per dollar AS. “Proyeksi Semster II kurs Rp 14.200 per dolar AS. Keseluruhan tahun rata-rata kurs Rp 13.973 per dolar,” katanya.
Penguatan mata uang AS adalah fenomena global menuru Sri Mulyani. Indonesia mengaami depresiasi semester I hingga 5,72 persen. “Ini akan jadi PR untuk diperkuat namun dari sisi pondasi dan transaksi berjalan depresiasi rupiah dibandingkan negara lain masih cukup justified,” imbuhnya.
“Dengan normalisasi moneter kebijakan negara maju dan kenaikan suku bunga Fed Fund Rate, maka terjadi capital outflow di negara dunia. Terutama negara emerging country, Indonesia tidak terkecuali mendapatkan dampak,” ujarnya lagi.