Jakarta, Portonews.com – Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menyiapkan anggaran Rp 300 miliar per tahun untuk subsidi tarif Light Rail Transit (LRT) Palembang. Tanpa subsidi, harga tiket antarstasiun yang dibebankan ke masyarakat yang saat ini hanya Rp 5.000, bisa menjadi Rp10.000.
Menhub Budi Karya Sumadi mengatakan anggaran subsidi ini sangat membantu lantaran bisa memangkas setengah tarif LRT. Namun, ia berharap pendapatan operasional LRT dalam tiga tahun sudah bisa menutupi biaya operasionalnya, sehingga tak perlu lagi disubsidi.
“Tarif kami tetapkan Rp5 ribu, jarak dekat Rp10 ribu untuk rute ke bandara. Itu subsidinya Rp200 hingga Rp300 miliar per tahun,” kata Budi dikutip dari laman resmi Sekretariat Kabinet, Jumat (3/8/2018).
Kendati berbayar, Budi menyebut bahwa seluruh atlet dan official peserta Asian Games 2018 dapat menggunakan LRT tanpa dipungut biaya. Rencananya, akan ada kartu khusus bagi atlet dan official peserta Asian Games untuk menggunakan moda transportasi tersebut.
Namun, ia mengaku kecepatan LRT Palembang belum maksimal, sehingga waktu tempuh antara Bandara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II menuju Jakabaring bisa mencapai satu jam. Budi berharap, nantinya waktu tempuh antara dua titik tersebut bisa ditempuh dalam 45 menit.
“Tentang kecepatan, sekarang baru 4 TOD (Transit Oriented Development) digunakan. Setelah Asian Games akan kita lakukan dengan baik. Kalau sekarang perlu waktu 60 menit, nanti 45 menit,” jelasnya.
Budi juga menargetkan seluruh stasiun LRT Palembang dapat beroperasi Oktober pada mendatang. Sembari menunggu hal tersebut, ia menegaskan tugas Pemerintah Daerah saat ini adalah menginterkoneksikan LRT dengan moda transportasi yang ada.
“Ada bus Trans Musi dari Sungai Batang ke Puncak, itu adalah bagian koneksi dari perjumpaan lalu lintas dengan LRT. Feeder itu yang harus dipikirkan pemda untuk LRT sebagai angkutan utama. Kami akan kerja sama dengan Pemda,” imbuhnya.
Proyek LRT Palembang membentang dengan jarak 23,4 kilometer (km) dari Bandara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II dan berujung di Jakabaring Sport City. Proyek senilai Rp12,5 triliun itu rencananya akan terdiri dari 13 stasiun, satu depo, dan sembilan gardu listrik yang sedianya sudah bisa dimanfaatkan saat Asian Games 2018.