Jakarta, Portonews.com – Mantan Presiden AS Barack Obama dan mantan Menteri Luar Negeri Hillary Clinton ikut menjadi sasaran paket bom. Untungnya, paket bom yang dialamatkan ke sejumlah petinggi Demokrat dan CNN itu bisa diamankan Biro Penyelidikan Federal AS (FBI) sebelum meledak.
Setidaknya delapan paket yang dicurigai berhasil dicekal sebelum mencapai tujuan. Selain Obama dan Hillary, bom itu juga dialamatkan ke jaksa agung di era Obama, Eric Holder, mantan direktur CIA John Brennan, dan salah satu penyandang dana Demokrat, George Soros.
Sebanyak dua paket lagi dikirimkan ke anggota Kongres perempuan asal California, Maxine Waters. Penyelidik masih melacak paket mencurigakan lain yang diyakini ditujukan kepada wakil presidennya Obama, Joe Biden. Tidak satu pun dari delapan paket yang mencurigakan itu meledak dan tidak ada yang terluka. Hingga saat ini, belum ada pihak yang menyatakan sebagai pengirim.
Kabar ancaman bom ini meningkatkan ketegangan di Amerika Serikat jelang pemilihan umum yang akan diselenggarakan pada 6 November 2018. Pemilu itu akan menentukan apakah Demokrat bisa menguasai satu atau kedua majelis di Kongres dari genggaman Republik.
Dalam kampanye politiknya di Wisconsin, Rabu (24/10/2018), Presiden AS Donald Trump mengatakan pemerintah akan menjalankan ‘investigasi yang agresif’.
“Tindakan atau ancaman kekerasan politik dalam bentuk apa pun adalah serangan terhadap demokrasi. Yang kita inginkan adalah semua pihak bisa bersatu dalam perdamaian dan harmoni,” kata Trump seperti dikutip kantor berita Reuters.
Amplop Manila
Paket pertama, yang ditemukan pada Senin (22/10/2018), ditujukan kepada Soros, miliarder bidang keuangan yang sering menjadi sasaran teori konspirasi sayap kanan.
Paket yang dialamatkan ke Holder kembali ke alamat pengirim yang juga tertulis di semua paket bom. Alamat pengirimnya adalah kantor anggota Majelis Rendah, Debbie Wasserman Schultz, yang ada di California. Schultz pernah mengetuai Komite Nasional Demokrat. FBI mengatakan bahwa pada dua paket lagi, yang serupa dengan paket lain, tertulis alamat Maxine Waters.
Dalam pernyataan sebelumnya, FBI mengatakan bahwa paket lain terdiri atas amplop manila dengan plastik gelembung dengan “alat yang berpotensi merusak”. Alamat yang ada di semua paket dicetak menggunakan komputer dan dilengkapi enam perangko “Forever”.