Jakarta, Portonews.com – Terus melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) membuat deficit anggaran semakin membengkak. Tercatat pada periode Januari-Juni 2018 defisit anggaran mencapai 1,02 miliar dollar AS.
Untuk mengantisipasi hal tersebut pemerintah akan berupaya meningkatkan surplus neraca perdagangan nasional dengan meningkatkan pendapatan dari sektor pariwisata. Hal ini diungkapkan Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution, seperti dikutip CNBC Indonesia, Senin (23/7/2018).
Menurutnya, pendapatan negara dari sektor pariwisata bisa lebih ditumbuhkan dengan mempersiapkan sarana-sarana pariwisata yang maksimal seiring dengan meningkatnya turis-turis yang mengunjungi Indonesia.
“Itu sudah disiapkan dengan Menteri Pariwisata mulau membangun air bersih, home stay pasar hasil-hasil kerajinan. Kalau infrastruktur itu sederhanalah, ini yang kecil-kecil sampai penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk berbagai kegiatan Usaha Kecil Menengah (UKM),” ujar Darmin di Gedung Kemenko Perekonomian.
Nantinya, pihaknya bersama dengan Kementerian Pariwisata bersama dengan pihak perbankan akan melakukan kajian Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) pada perizinan bidang Pariwisata untuk menumbuhkan potensi pendapatan negara dari sektor tersebut.
Menurunnya KBLI di sektor Pariwisata saat ini menjadi salah satu penghambat pertumbuhan jasa pariwisata dengan kesulitan para pelaku UKM dalam proses perizinan produk-produk yang nantinya akan diproduksi.
“Nah yang kita lakukan adalah melakukan merumuskan list KBLI-nya itu bersama Menteri Pariwisata. Ini lho nomor KBLI membuat kerajinan ya Rp 25 juta maksimumnya. Kalau homestay ya Rp 500 juta, jadi ada kegiatan yang jelas, ada maksimumnya berapa dan itu mestinya berjalan,” imbuhnya.