Jakarta, Portonews.com – Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan akhirnya buka suara mengungkap mengapa pemerintahan Kabinet Kerja tidak mampu merealisasikan target pertumbuhan ekonomi sebesar 7% atau seperti pada saat kampanye.
Menurut Kepala Pusat Kebijakan Ekonomi Makro BKF Adriyanto, salah satu penyebab pemerintah sulit merealisasikannya karena ketidakpastian global yang terus memberikan dampak kepada Indonesia. “Jangan lupa juga kalau pertumbuhan ekonomi itu tidak sendirian, kita ini hidup di dunia global dan dipengaruhi policy di luar sana,” kata Adriyanto usai acara Pas FM, Jakarta, Rabu (29/8/2018).
Dia menceritakan, pada saat menetapkan janji kampanye soal pertumbuhan ekonomi di level 7% memang kondisi perekonomian dunia diprediksi akan membaik ke depannya. Namun, ketidakpastian lagi-lagi menjadi momok bagi perekonomian nasional.
“Pada saat itu ekonomi lagi sedang bagusnya, dan kemudian sekarang lihat tidak usah jauh-jauh, Turki misalnya salah satu negara yang cukup bagus, tetapi dengan kondisi tekanan dari Amerika (Serikat) pertumbuhan ekonominya jadi tidak bagus, ada tekanan lira segala macam, jadi kondisi dunia ini berubah dan berdampak terhadap Indonesia,” ungkap dia.
Dia mengaku, dengan kondisi ketidakpastian yang masih berlangsung sekarang ini, pemerintah tetap sulit merealisasikan target pertumbuhan ekonomi di level 7%.
“Kalau yang angka 7% itu kan memang angka aspirasi jadi harapan kita kondisi global membaik, tetapi kalauw ekonomi globalnya belum membaik dan kaya sekarang mungkin tetap sulit juga,” tutup dia.