Jakarta, Portonews.com – Indonesia kembali akan mendapatkan sumber utang baru yang berasal dari Asian Development Bank (ADB) senilai US$ 1 miliar atau Rp 14,5 triliun (kurs US$ 1= Rp 14.500). Pinjaman ini ditujukan untuk mereformasi fiskal serta mendukung investasi di dalam negeri.
Dilansir Reuters, Selasa (21/8/2018), pinjaman tahap pertama senilai US$ 500 juta atau Rp 7,25 triliun dialokasikan untuk program penyusunan anggaran termasuk untuk meningkatkan transparansi serta pengawasan alokasi oleh pemerintah. Hal ini ditujukan untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas pengelolaan anggaran, sehingga dapat berkontribusi maksimal terhadap pertumbuhan ekonomi dalam negeri.
Pinjaman tahap kedua dengan nilai yang sama, ditujukan untuk meningkatkan investasi. Seiring dengan program pembangunan yang digalakkan oleh Presiden Joko Widodo, memerlukan sumber pendanaan yang tidak sedikit. Oleh sebab itu, adanya bantuan dari ADB menjadi alternatif bagi pemerintah.
Adanya pinjaman ini semakin memperkuat perkiraan jika rasio utang Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) akan terus meningkat. Hal ini sempat menjadi bola panas di kalangan pemerintah. Terlebih baru-baru ini, perdebatan antara Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), Zulfikli Hasan dengan Menteri Keuangan, Sri Mulyani.