Jakarta, Portonews.com – Ketua Harian Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (Aprobi) Paulus Tjakrawan Taningdjaja memprediksi, ekspor biodiesel tahun ini akan meroket. Menurutnya, ekspor bisa tembus 1 juta metrik ton. Angka itu meningkat dari realisasi tahun lalu yang hanya berkisar 300 ribu hingga 400 ribu (MT).
Dia melanjutkan, peningkatan ekspor tahun ini terjadi seiring meningkatnya permintaan biodiesel dari China dan India. “Terutama dari China, permintaan China akan besar,” katanya di Jakarta, Jumat (31/8/2018).
Selain dari dua negara tersebut, potensi permintaan besar biofuel juga akan datang dari Eropa. Pasalnya, kebijakan Uni Eropa mengenakan bea masuk anti-dumping terhadap produk biodiesel Indonesia dengan margin dumping 8,8 persen hingga 23,3 persen sejak 2013 lalu sudah dibatalkan oleh Mahkamah Uni Eropa. “Dengan keputusan tersebut ekspor kami ke Eropa mulai masuk lagi tahun ini,” ujarnya.
Paulus mengatakan bahwa kemungkinan besar proyeksi ekspor biofuel yang disampaikannya akan tercapai. Keyakinan ia dasarkan pada realisasi ekspor biodiesel Juni 2018 dari 19 anggota Aprobi yang berhasil mencapai 259,21 ribu metrik ton, melonjak tajam jika dibandingkan Mei yang hanya 66,55 ribu metrik ton.