Jakarta, Portonews.com – Defisit yang diderita oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)Kesehatan, diprediksi mencapai Rp 1 triliun per bulan. Koordinator BPJS Watch Timboel Siregar mengatakan, akibat deficit sebanyak itu, kerugian BPJS Kesehatan mencapai sekitar Rp 6-7 triliun sampai saat ini.
Dia melanjutkan, pada Mei 2018, nilai defisit BPJS Kesehatan mencapai Rp 4,89 triliun. “Defisitnya mencapai Rp 1 triliun per bulan, sampai Mei 2018 sudah Rp 4,89 triliun, kalau sampai hari ini berarti sudah Rp 6-7 triliun,” ujarnya seperti dikutip CNBC Indonesia, Kamis (9/8/2018).
Dengan memperhitungkan defisit tersebut, menurut Timboel, pemerintah harus mengucurkan dana sekitar Rp 1 triliun per bulan untuk membantu BPJS Kesehatan. “Total bailout yang dibutuhkan sekitar Rp 8 triliun apabila memperhitungkan sampai Agustus 2018,” imbuhnya.
Meski nilai tersebut cukup besar, namun Timboel mengatakan, langkah tersebut memang sudah tepat untuk saat ini dan juga sudah sesuai aturan. “Jadi memang harus di-bailout, karena melihat kondisi masyarakat saat ini,” kata dia.
Kendati, pemerintah sebenarnya bisa juga menaikkan iuran. Namun langkah tersebut tidak bisa diambil saat ini. “Nanti takut ricuh dan karena tahun politik,” ucap dia.