Jakarta, Portonews.com – Pihak Chevron Pasific mengaku kecewa dengan sikap pemerintah Indonesia yang memberikan pengelolaan Blok Rokan kepada PT Pertamina. Meski kecewa, Chevron Pasific mengaku bangga telah menjadi mitra untuk Indonesia lebih dari 90 tahun.
“Kami mengerti keputusan pemerintah Indonesia. Meskipun kami kecewa mendengar informasi ini, kami sedang berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk mendapatkan informasi lebih lanjut. Namun, Chevron bangga telah menjadi mitra untuk Indonesia lebih dari 90 tahun,” ujar Senior Vice President Policy, Goverment and Public Affairs Chevron Indonesia Yanto Sianipar, seperti dikutip, CNBC Indonesia, Rabu (1/8/2018).
Sebagai informasi, penantian siapa yang akan mengelola blok minyak tersubur di RI akhirnya tuntas juga. Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar memutuskan Pertamina duduk sebagai operator di blok Rokan. Pertamina akan kelola blok ini setelah 2021, hingga 20 tahun mendatang.
“Pemerintah lewat Menteri ESDM menetapkan pengelolaan blok Rokan mulai tahun 2021 selama 20 tahun ke depan akan diberikan kepada Pertamina. Untuk ke depannya, 100% pengelolaan kepada Pertamina,” kata Arcandra di Gedung Kementerian ESDM, Selasa (31/7/2018).
Arcandra menyebutkan, penawaran Pertamina lebih ‘seksi’ ketimbang Chevron yang telah menguasai Blok Rokan selama 94 tahun. “Penawaran Chevron jauh di bawah penawaran yang diajukan Pertamina,” kata Arcandra di Kementerian ESDM, Selasa (31/7/2018).
Dia pun memaparkan, dari sisi komersial, Pertamina mengajukan proposal signature bonus (bonus tanda tangan) sebesar US$784 juta atau 11,3 triliun. Komitmen kerja pasti sebesar US$500 juta atau setara Rp 7,2 triliun.
“Potensi pendapatan negara selama 20 tahun sebesar US$57 miliar atau setara Rp 825 triliun. Insya Allah potensi pendapatan ini bisa menjadi pendapatan dan kebaikan bagi kita, bangsa Indonesia,” tuturnya.