Jakarta, Portonews.com – Direktur Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan KLHK MR Karliansyah menyebut kerugian akibat Indonesia belum menerapkan BBM standar Euro4 mencapai Rp 38,5 triliun per tahun.
Kerugian tersebut disebabkan oleh udara buruk karena Indonesia masih bergantung pada BBM standar Euro2. Angka tersebut adalah biaya yang harus dikeluarkan masyarakat untuk berobat karena sakit yang diakibatkan udara kotor.
“Kami pernah bekerja sama untuk lakukan kajian di Jakarta, hasilnya diperoleh Rp 38,5 triliun uang masyarakat itu habis untuk biaya berobat akibat pencemaran udara,” katanya dalam Forum Merdeka Barat (FMB) 9 di Kementerian Komunikasi dan Informatika, Jakarta, Kamis (9/8/2018).
Terlebih jumlah kendaraan terus meningkat, menyebabkan pencemaran udara akibat penggunaan BBM berstandar Euro2 makin meningkat. “Di tambah lagi populasi kendaraan makin meningkat, impact-nya ujung-ujungnya kesehatan masyarakat. Oleh karena itu salah satu rekomendasi kajian saat ini adalah perubahan kebijakan dari bahan bakar Euro2 ke Euro4,” sebutnya.
Bahan bakar berstandar Euro4 ini lebih ramah terhadap lingkungan karena dampaknya ke pencemaran udara lebih sedikit. Sebab kadar sulfurnya lebih rendah. “Apa bedanya? kalau kami dari sisi lingkung lihat, Euro2 kandungan sulfur maksimum 500, itu ada karbondioksida, hidrokarbon, dan lain lain yang sebabkan berbagai penyakit, ke Euro4 yang kandungan sulfurnya maksimum 50, ini yang mendasar,” tambahnya.