Dalam beberapa dekade terakhir, Batam mengalami perlambatan pertumbuhan ekonomi. Kepala Perwakilan Bank Indonesia Wilayah Batam, Gusti Raizal Eka Putra mengatakan, hal itu disebabkan oleh penurunan di 4 sektor bisnis andalan, yaitu oil and gas, perdagangan, industri, dan konstruksi. Batam yang menyumbang 60% PDB Provinsi Kepri, pada periode 2013-2016 ekonominya hanya tumbuh 2,1% sampai 2,5%.
Sementara Deputi Kepala BP Batam, Dwi Eko Winarto menyatakan, saat ini industri yang masih bertahan di Batam tinggal 20% dari sekitar 12000 perusahaan di era 1980an.
Terpuruknya ekonomi Batam dalam waktu cukup lama, menurut Kepala BP Batam, Lukita Tuwo, karena selama ini di Batam terdapat 2 nakhoda, Walikota dan Kepala Otorita Batam. “Ke depan, persepsi itu tidak ada lagi. Batam akan menjadi satu kapal dengan dua engine. Bisa melaju lebih cepat,” kata Lukita.
Pada acara Batam Economic Forum, 27 Februari 2018, BP Batam menanda-tangani 4 MoU investasi di Batam dengan total magnitude Rp1,7 triliun. Batam masih sangat menarik bagi para investor, asal ketersediaan infrastruktur dan layanan publik terus diperbaiki.