Jakarta, Portonews.com – Pencarian korban jatuhnya pesawat Lion Air JT610 terus berlanjut. Ratusan orang dari berbagai unsur dikerahkan untuk menyisir perairan hingga jarak 15 mil laut dari titik pesawat hilang kontak.
Menara kontrol putus kontak dengan JT610 sekitar 13 menit setelah pesawat Boeing 737 MAX 8 itu lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng pada Senin (29/10/2018) pagi WIB. Pesawat nahas itu mengangkut 189 penumpang dan awak menuju Pangkal Pinang. Hampir dipastikan seluruh penumpang dan awak pesawat itu tewas.
Untuk mencari badan pesawat, sekitar 60 orang penyelam diturunkan ke laut. Tim pencari juga menggunakan pinger locator untuk mendeteksi keberadaan kotak hitam. Sebanyak 35 kapal dari berbagai jenis dikerahkan untuk mencari badan pesawat dan korban.
Sejauh ini tim pencari hanya berhasil menemukan serpihan pesawat dan barang-barang milik pribadi termasuk KTP dan paspor, dan bagian tubuh korban di lepas pantai Karawang. Petugas mengatakan jasad korban dikumpulkan dalam 37 kantong jenazah. Namun tidak dijelaskan berapa jumlah jasad korban yang ditemukan.
Presiden Joko Widodo datang ke Pelabuhan Tanjung Priok untuk ikut memantau proses pencarian. Serpihan pesawat dan barang milik penumpang dikumpulkan di Tanjung Priok untuk diidentifikasi.
Puluhan orang keluarga dan kerabat korban berkumpul di rumah sakit Polri di Kramat Jati, Jakarta. Mereka memberikan contoh DNA untuk dicocokkan dengan DNA korban yang ditemukan.
“Saya terus berdoa ada keajaiban, meski secara logika sulit terjadi karena pesawat tenggelam ke dasar laut. Tapi sebagai orang tua, saya tetap ingin keajaiban,” kata Toni Priyono Adhi yang putrinya ikut dalam penerbangan nahas itu.
Pilot Lion Air JT610 sempat meminta izin untuk kembali ke bandara tidak lama setelah lepas landas. Hingga saat ini penyelidik belum mengetahui alasan permintaan tersebut. Pihak bandara sudah memberikan izin namun pesawat gagal kembali ke bandara.
Pesawat ini dikabarkan sudah mengalami masalah teknis pada penerbangan sebelumnya dari Denpasar ke Jakarta. Masalah yang dilaporkan adalah ‘pengukuran kecepatan yang tidak meyakinkan’.
Insiden ini adalah yang pertama dilaporkan dialami oleh pesawat Boeing 737 MAX. Pesawat ini lebih efisien menggunakan bahan bakar dibanding generasi sebelumnya.
Pihak Lion Air mengatakan pesawat JT610 baru dioperasikan sejak Agustus 2018. Pilot dan ko-pilot sudah mengantongi 11.000 jam terbang. Lion Air dijadwalkan bertemu tim dari Boeng pada Rabu (31/10/2018) ini.
“Banyak pertanyaan yang akan kami ajukan kepada mereka karena ini pesawat baru,” kata Direktur Lion Air, Daniel Putut.