Jakarta, Portonews.com – Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS semakin mengkahawatirkan. Di pembukaan perdagangan Selasa (3/7/2018), rupiah kembali tergilas oleh dollar As. Di pasar spot, rupiah melemah 0,27 persen ke Rp 14.429 per dollar AS, sementara kemarin di Rp 14.390.
Begitu juga level rupiah di perdagangan antarbank pagi ini. Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) memperlihatkan rupiah kembali melemah ke level Rp 14.418 per dollar AS. Kemarin, Bank Indonesia mencatat kurs tengah ini masih di 14.331.
Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia, Ahmad Mikail mengatakan, pelemahan rupiah masih terdampak tren penguatan dollar AS dan respons negatif pelaku pasar terhadap data inflasi Indonesia bulan Juni lalu. Menurutnya, indeks dollar AS diperkirakan bergerak menguat di rentang 94,5—94,9.
Bersamaan dengan itu, dollar AS berpeluang menguat terhadap beberapa mata uang utama dunia, terutama euro. “Kenaikan tersebut didorong oleh ketakutan bahwa AS akan mengenakan tarif terhadap ekspor otomotif Eropa sebesar 300 miliar dollar AS,” ujarnya.
Selain itu, pelemahan yuan yag berlanjut seiring potensi diberlakukannya tarif terhadap barang China pada tanggal 6 Juli diprediksi masih akan membebani pergerakan rupiah.
Dari dalam negeri, data inflasi bulan Juni yang masih cukup rendah sebesar 3,12 persen (yoy) dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 3,23 persen (yoy) dapat menjadi sinyal negative bagi pertumbuhan ekonomi di kuartal kedua. Inflasi inti bulan Juni yang juga lebih rendah sebesar 2,72 persen (yoy) dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 2,75 persen (yoy) mengindikasikan bahwa pertumbuhan konsumsi domestik masih lemah.
Mikail pun memperkirakan rupiah masih akan melemah ke level Rp 14.390—Rp 14.410 per dollar AS pada perdagangan hari ini.