Jakarta, Portonews.com – Kurs rupiah kembali melemah terhadap dollar Amerika Serikat pada perdagangan Kamis (5/7/2018). Di pasar spot, rupiah melemah 0,22 persen ke level Rp 14.394 per dollar AS. Adapun kurs tengah rupiah di Bank Indonesia melemah 0,30 persen ke level Rp 14.387 per dollar AS.
Ekonom Bank Permata, Josua Pardede mengatakan, rupiah melemah akibat perang dagang AS dan Cina semakin memanas. Terlebih hari Jumat (6/7/2019) besok, AS mulai memberlakukan tarif impor senilai 34 miliar dollar Amerika terhadap produk dari Cina. “Tensi perang dagang yang makin tinggi mengganggu prospek ekonomi Cina dan negara-negara berkembang,” katanya.
Kurs spot rupiah sebenarnya sempat bergerak di kisaran Rp 14.400 per dollar AS pada awal perdagangan hingga siang hari tadi. Beruntung, BI terus berada di pasar valas dan obligasi untuk mengintervensi rupiah. Alhasil, mata uang garuda bisa kembali stabil di bawah level Rp 14.400.
Josua melanjutkan, tekanan rupiah pada perdagangan Jumat (6/7) masih cukup besar. Selain menanti realisasi kebijakan tarif impor dari AS, pelaku pasar juga menanti seperti apa respons dari pemerintah China menanggapi kebijakan tersebut.
Di samping itu, FOMC minutes juga berpotensi mempengaruhi pergerakan rupiah pada esok hari. “Kebijakan The Fed relatif hawkish dan kenaikan suku bunga acuan AS di bulan September hampir pasti terjadi,” ujarnya.
Dari dalam negeri, terdapat data cadangan devisa yang dirilis oleh pemerintah pada hari besok. Besar kemungkinan cadangan devisa Indonesia di bulan Juni kembali berkurang akibat digunakan sebagai alat mengintervensi rupiah. Menurut Josua, rupiah akan bergerak di rentang Rp 14.350—Rp 14.450 pada perdagangan besok.