Jakarta, Portonews.com – Nilai tukar rupiah pada perdagangan Selasa (24/7/2018) babak belur dihajar dollar Amerika Serikat (AS). Nilai tukar rupiah melemah ke Rp 14.558 per dollar AS. Kurs rupiah hari ini merupakan yang paling lemah sepanjang tahun 2018.
Sejalan, Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) hari ini pun melemah ke Rp 14.541 per dollar AS. Jisdor melemah 0,60% ketimbang posisi kemarin pada Rp 14.454 per dollar AS. Ini adalah posisi terlemah rupiah sejak September 2015.
Pelemahan nilai tukar rupiah ini terjadi di tengah pergerakan indeks dollar yang cenderung mendatar. Posisi terkini indeks dollar ada di 94,635, hampir sema dengan posisi kemarin pada 94,632.
Mata uang kawasan Asia pun cenderung melemah terhadap dollar AS. Hanya peso Filipina, dollar Hong Kong dan yen Jepang yang masih menguat terhadap dollar AS.
Analis Monex Investindo Futures, Putu Agus Pransuamitra mengatakan, pelemahan rupiah disebabkan pelaku pasar yang tengah menanti data advance GDP AS kuartal kedua pada Jumat (27/7) mendatang. Para pelaku pasar pun berekspektasi pertumbuhan ekonomi negeri Paman Sam naik 4,1%, padahal sebelumnya hanya mencapai 2%.
Selain itu, kenaikan imbal hasil US Treasury yang mencapai 2,96% turut mendorong pelemahan rupiah. Kenaikan tersebut terjadi di tengah spekulasi pasar terhadap kebijakan moneter Bank of Japan. “Imbal hasil US Treasury yang bergerak naik mampu mendongkrak kinerja dollar AS,” ujarnya, seperti dikutip kontan.co.id.
Di sisi lain, belum ada data ekonomi terbaru ataupun sentimen positif lain dari dalam negeri yang dapat mempengaruhi pergerakan rupiah pada perdagangan hari ini. Putu memprediksi, rupiah akan bergerak di kisaran Rp 14.490—Rp 14.570 per dollar AS hingga penutupan hari ini.