Jakarta, Portonews.com – Peserta Pertemuan Tahunan Dana Moneter Internasional (IMF) dan Grup Bank Dunia (WBG) memuji Indonesia dan Bali sebagai tuan rumah pertemuan internasional itu. Lebih dari 14.000 orang delegasi asing, serta sejumlah pemimpin dunia dan pengusaha datang menghadiri kegiatan yang dipusatkan di Nusa Dua, Bali, 8-14 Oktober 2018.
Peserta yang menghadiri kegiatan ini total mencapai 36.669 orang. Sebanyak 15.049 mendaftar melalui IMF dan WBG, dan 21.620 orang non-delegasi mendaftar lewat panitia penyelenggara nasional.
Presiden WBG, Jim Yong Kim, menyampaikan simpatinya terhadap keluarga korban gempa tsunami di Palu dan Donggala. Kim mengumumkan bahwa Bank Dunia siap membantu rakyat Indonesia, terutama mereka yang terdampak bencana.
Bank Dunia sudah menyiapkan dana US$1 miliar untuk mendukung rekonstruksi infrastruktur di Sulawesi Tengah dan membantu Indonesia mengantisipasi bencana alam lain di masa depan.
Presiden Republik Indonesia Joko Widodo menyatakan bahwa meski negara besar seperti Amerika Serikat meraih keberhasilan di bidang ekonomi, negara menengah mengalami tekanan yang signifikan. Jokowi menyoroti kuatnya desakan terhadap negara-negara ini untuk membuka pasar dan sistem keuangannya.
Menurut Jokowi, hal itu memang menguntungkan negara maju dan negara berkembang. Tapi dia mengingatkan bahwa, mengutip dari film seri The Games of Thrones, “musim dingin segera datang”. Dia mendorong agar para pemimpin dunia bersatu dan menghilangkan perbedaan agar secara bersama-sama bisa mengatasi tantangan yang akan datang.
Jokowi juga menggarisbawahi ancaman lain terhadap kelestarian umat manusia yaitu perubahan iklim, limbah plastik yang masuk ke dalam rantai makanan, dan diperlukannya tindakan segera dalam skala besar untuk mengatasi berbagai krisis.
Direktur Pelaksana IMF Christine Madeleine Odette Lagarde berterima kasih kepada Indonesia yang berhasil menggelar kegiatan yang produktif ini.
“Yang penting adalah mengemudikan kapal ini. Jangan sampai hanyut, dan kita harus berlayar bersama. Sebab bersama kita pasti lebih kuat,” kata Lagarde.
“Artinya kita harus fokus pada kebijakan masing-masing. Pastikan kebijakan yang diambil sudah tepat dalam menghadapi perkembangan ekonomi. Jangan sampai hanyut, dan mari bekerja sama sebanyak mungkin karena bersama kita lebih kuat,” ujarnya.
“Bagian terpenting dari konferensi ini yang akan segera terlihat mungkin 12 poin Bali FinTech Initiative, yang secara jelas menjabarkan bagaimana negara seperti Indonesia bisa memaksimalkan manfaat revolusi Teknologi Finansial,” kata Lagarde.
Sepanjang Pertemuan IMF-WBG Bali 2018 terselenggara 325 kegiatan utama dan kegiatan tambahan, 2.925 kegiatan bisnis, dan 1.540 kegiatan paralel. Panitia penyelenggara juga memfasilitasi beberapa kegiatan lain di luar lokasi utama konferensi.
Sebagai tuan rumah, Indonesia mendapatkan banyak manfaat antara lain transfer pengetahuan, investasi dan perdagangan, pariwisata dan menaikkan status Indonesia di pergaulan internasional.
Manfaat lain yang dirasakan langsung adalah masuknya devisa dan transaksi ekonomi bernilai sekitar Rp5,9 triliun. Pendapatan itu didapat dari 36.669 orang hadirin yang menggunakan transportasi, penginapan, serta membeli makanan dan minuman. Para tamu asing itu juga mendongkrak pariwisata di Bali dan sekitarnya.