Jakarta, Portonews.com – Kementerian Keuangan sat ini masih terus merumuskan kebutuhan dunia industri dalam negeri untuk mengurangi nilai impor, untuk menghindari defisit neraca perdagangan yang terlalu besar.
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, masing-masing industri memiliki persoalan yang berbeda. Oleh karena itu, dalam jangka menengah dan panjang Kemenkeu akan mencari jalan keluar untuk meningkatkan ekspor dan mengurangi impor.
“Masing-masing kan memiliki persoalan yang berbeda-beda. Ada yang sifatnya masih raw material, mau membuat hilirisasi, maka membutuhkan respons kebijakan berbeda dengan yang selama ini mengimpor bahan baku atau bahan antara, atau barang modalnya untuk tujuan ekspor mereka,” jelas Sri Mulyani di kantor Ditjen Pajak, Rabu (11/7/2018).
Hal itu dilakukan Sri Mulyani sebagai respons atas laporan menteri-menteri teknis, terutama Menteri Perindustrian. Adapun sektor industri yang menjadi sorotan misalnya makanan dan minuman, karet, tekstil, industri, serta barang elektronik.
“Kami bersama [Ditjen] Pajak, dan Bea Cukai, serta Badan Kebijakan Fiskal melakukan perumusan terhadap kebutuhan masing-masing industri itu,” ujar Sri Mulyani.
Selain itu, dia mengatakan akan memanfaatkan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) untuk turut serta membantu sisi pendanaan, jaminan, maupun berbagai hal teknis bagi para eksportir.