Satu hari turunlah seorang putri dari kahyangan. Karena terpikat dengan keindahan Zhuhai, ia enggan kembali ke langit. Ia menampakkan diri sebagai seorang gadis nelayan, merajut jaring dan mencari kerang mutiara. Dengan kekuatannya, ia juga membantu banyak orang.
Kemudian Sang Putri itu bertemu dengan seorang nelayan muda, Hai Feng, dan jatuh cinta. Lelaki itu tahu bahwa gadis nelayan itu memiliki gelang bagus, dan tergoda untuk memilikinya. Ia memintanya sebagai tanda cinta.
Dengan berat hati gadis itu menceritakan siapa ia sebenarnya. Gadis itu adalah Putri Raja Naga dari Laut Selatan. Ketika masih anak-anak, ia diberi delapan gelang dari delapan dayang istana. Gelang itu untuk menjaganya agar tetap di alam keabadian. Ia akan mati jika melepas tujuh gelang dari tangannya.
Hai Feng tak peduli. Sebagai tanda cinta, gadis itu melepaskan semua gelang dan memberikannya kepada Hai Feng. Gadis itu pun mati di pelukan Hai Feng. Lelaki itu sedih dan menyesal.
Lalu Hai Feng membawa kunarpa kekasihnya pergi menemui Jiu Zhou Huan, Sang Bestari, dan memintanya untuk menghidupkan kembali kekasihnya. Hai Feng disuruh pergi ke Pulau Jiu Zhou untuk menemukan ‘Rumput Kebangkitan’. Dengan susah payah ia menemukan dan menumbuhkannya. Sampai akhirnya gadis itu hidup kembali dan menjadi manusia sejati.
Kini ‘Gadis Nelayan’ itu diabadikan dalam sebuah patung granit seberat 10 ton di Pantai Zhuhai, berdampingan dengan Lover’s Road, jalan yang membentang sepanjang 17 kilometer menyusuri pantai dan taman yang indah. Jalan itu dinamai Lover’s Road, mengadopsi dari kisah Putri dengan Hai Feng.
Di jalan itu terdapat lajur khusus untuk mobil, sepeda motor dan sepeda, serta lajur bagi pejalan kaki. Di sisi yang menghadap pantai, dibuat taman yang memisahkan jalan raya dengan trotoar yang sangat lebar bersebelahan dengan pantai. Jalan yang sangat indah dan romantis. Karena itu juga jalan tersebut dinamai Lover’s Road.
Zhuhai adalah sebuah kota di Provinsi Guangdong yang berada di Teluk Zhujiang yang juga muara Sungai Zhujiang, China bagian selatan. Kota ini diapit dua wilayah otonomi khusus, Hong Kong di timur dan Makau di barat daya.
Tidak jauh dari Patung Gadis Nelayan, berderet kapal-kapal nelayan tradisional China. Hitam, kokoh, namun sangat estetik. Kapal-kapal itu masih digunakan para nelayan menangkap ikan di Laut China. Kini, sebagian disewakan kepada wisatawan, berlayar mengelilingi teluk, sambil menikmati Zhuhai dari laut.
Zhuhai juga adalah kota yang menjadi pusat pengembangan teknologi informasi di China. Di sana terdapat Zhuhai High-Tech Industrial Development Zone. Bahkan, di Zhuhai juga terdapat Beijing Institute of Technology Penduduk Zhuhai yang kini berjumlah dua juta jiwa, adalah salah satu yang paling makmur di China, dengan pendapatan per kapita per tahun lebih dari US$20 ribu pada tahun 2015.
Seperti kota-kota lain di China, di Zhuhai juga terdapat pusat perbelanjaan yang megah dan sangat ramai, Gongbei Underground Market atau Gongbei Port Shopping Plaza. Di pasar yang berada tepat di perbatasan dengan Makau, bisa ditemukan berbagai macam barang ‘produk China’ dengan berbagai merek terkenal yang sangat mirip dengan aslinya.
Satu hari, juara balap mobil Formula Satu tahun 1972 dan 1974 asal Brazil, Emerson Fittipaldi datang ke Zhuhai, menemani keponakannya yang membalap di Zhuhai International Circuit. Ia berkunjung ke Gongbei Underground. Di sana dia masuk ke kios jam tangan. Emerson melihat di kios itu dipajang ‘Rolex’ yang mirip dengan yang ia pakai. Karena penasaran, ia tanya, berapa harganya. Penjaga toko itu menjawab, “Itu tidak penting.”
Sambil meletakan ‘Rolex’ yang dijualnya di atas kaca. Ia meminta Emerson melepas Rolex dari tangannya, dan diletakkannya berdampingan dengan ‘Rolex’ yang dijualnya. Kedua jam tangan itu ditutupi koran. Tangan penjaga itu bergerak seolah memindah-mindahkan posisi kedua jam tangan. Kemudian koran penutup diangkatnya. “Yang mana jam tangan punya Anda?”
Emerson bingung, tidak bisa memastikan yang mana miliknya. Lalu penjaga toko itu menunjukkan Rolex milik Emerson dan memberi tahu ciri Rolex yang asli. Emerson manggut-manggut. Tapi kemudian, ia mengambil kedua jam tangan itu.
“Jam tangan kamu saya beli. Berapa harganya?” tanya Emerson sambil tertawa.
“Lima puluh (US$) dollar.”
Sambil bercanda Emerson mengatakan, “Daripada jam tangan saya tertukar, mending ‘Rolex’-nya itu saya beli sekalian.” Si Penjual juga tertawa puas.
Pada malam hari, Zhuhai terlihat lebih cantik. Di pulau kecil di tengah tengah laut, tampak dua bangunan unik berbentuk Kerang Mutiara yang berdiri tegak di tengah pulau, Zhuhai Opera House. Jalan menuju gedung itu membentang melintasi laut.
Dua bangunan berbentuk kerang mutiara, dan kiri-kanan jalan di atas laut itu dihiasi lampu berwarna ungu. Sangat menakjubkan. Konon bentuk kerang mutiara dari dua bangunan itu, untuk mengingat Gadis Nelayan dari langit yang jatuh cinta dengan Hai Feng. Zhuhai, kota yang cantik, tempat yang indah untuk membuktikan cinta.
Baca juga: Singapura: ‘Passion Made Possible’