Jakarta, Portonews — Tidak banyak festival musik yang mampu menyedot atensi kawula muda di tanah air, Synchronize Fest merupakan salah satu dari sedikit gelaran musik terbesar itu, bukan hanya sebagai hiburan, melainkan dikemas menjadi indsutri musik yang mampu membangkitkan geliat perekonomian.
Dalam konferensi pers Synchronize di kawasan Kemang, Selasa, 25 September 2018. Wakil Kepala Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF) Ricky Persik mengatakan Synchronize Fest adalah bagian dari strategi pemerintah mengembangkan industri musik secara global, dalam penyelenggaraan tahun-tahun sebelumnya, Synchronize Fest terbukti telah menghidupkan kembali potensi industri musik di Indonesia.
“Ini gagasan besar, sebuah platform festival yang menghubungkan lintas genre dan generasi, bahkan sekarang sudah mulai lintas sektor, ada kolaborasi dengan sektor kreatif lain seperti Kinosaurus atau Ruang Rupa,” kata Ricky.
Sasaran BEKRAF dalam penyelenggaraan Synchronize Fest kali ini, selain membangkitkan gairah ekonomi kreatif juga ingin membawa musik dangdut menjadi identitas musik nasional. Menurut Ricky, Synchronize harus menjadi penghubung lintas generasi, genre, atau sektor, sampai dikenal pasar internasional.
“BEKRAF bangga dapat mendukung musik dalam negeri pada Synchronize Fest yang dapat merangkul semua pemangku kepentingan, mulai dari pelaku kreatif musik, galeri, kolektor, penggemar musik, dan berfungsi sebagai platform dalam pengembangan pasar musik dangdut Indonesia,” jelas Ricky Pesik.
Synchronize Festival, yang telah memasuki tahun ketiga sejak 2016, akan digelar di Gambir Expo Kemayoran selama tiga hari pada 5-7 Oktober 2018. Sebanyak 118 musisi grup/solo akan tampil dalam enam panggung terpisah, dibuka pada sore hari dan berlanjut hingga tengah malam non stop.