Jakarta, Portonews.com – Meski nilai rupiah terus mengalami pelemahan. Namun, Bank Indonesia (BI) masih mencatatkan surplus sebelum pajak hingga Rp 6,43 triliun pada triwulan I-2018. Surplus tersebut meroket 87,4 % dari perolehan surplus 2017 dalam anggaran BI.
Berdasarkan laporan triwulanan Bank Indonesia tahun 2018, Rabu (11/7/2018), total aset/liabilitas per 31 Maret 2018 tercatat sebesar Rp 2.154 triliun, lebih rendah 2,01 % dibanding posisi per 31 Desember 2017 sebesar Rp 2.198 triliun.
Unsur utama aset Bank Indonesia adalah aset keuangan untuk pelaksanaan kebijakan moneter, yang didominasi oleh surat berharga dan tagihan dalam valuta asing sebesar 76,91% dari total aset. Sementara itu, unsur utama liabilitas adalah liabilitas keuangan untuk pelaksanaan kebijakan dan uang dalam peredaran dengan komposisi masing-masing sebesar 46,19% dan 29,64% dari total liabilitas.
“Pada periode 1 Januari sampai dengan 31 Maret 2018, Bank Indonesia mencatat surplus sebelum pajak sebesar Rp 6,43 triliun atau 87,40% dari surplus sebelum pajak 2017. Surplus tersebut diperoleh dari penghasilan sebesar Rp 16,39 triliun dikurangi beban sebesar Rp 9,95 triliun,” tulis BI dalam laporannya.
Penghasilan terbesar berasal dari pelaksanaan kebijakan moneter sebesar Rp 16,18 triliun (98,68% dari total penghasilan), khususnya berasal dari pendapatan bunga. Sementara itu, bagian terbesar beban Bank Indonesia berasal dari pelaksanaan kebijakan moneter sebesar Rp 6,56 triliun (65,91% dari total beban), khususnya berasal dari beban bunga.
“Sampai dengan akhir 2018, surplus Bank Indonesia diperkirakan lebih tinggi dibandingkan 2017. Hal ini dipengaruhi oleh pelemahan nilai tukar rupiah dan kenaikan yield global,” terang BI.
Sementara Rasio Modal Bank Indonesia per 31 Maret 2018 tercatat sebesar 9,89%. Apabila rasio modal sepanjang 2018 melebihi 10%, Bank Indonesia akan menyetorkan sisa surplus tersebut sebagai bagian pemerintah.
Untuk Realisasi Anggaran Penerimaan sampai dengan triwulan I-2018 adalah sebesar Rp 16,39 triliun (33,69% dari rencana). Realisasi penerimaan didominasi oleh hasil pengelolaan cadangan devisa sebesar Rp 6,69 triliun (33,14% dari rencana).
Realisasi Anggaran Pengeluaran sampai dengan triwulan I 2018 adalah sebesar Rp 9,85 triliun (21,74% dari rencana). Realisasi pengeluaran didominasi oleh biaya operasi moneter sebesar Rp 5,99 triliun (24,91% dari rencana).