Jakarta, Portonews.com – Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat, realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) tahun 2018 berpotensi melebih target. Realisasi posirtif ini didorong oleh kenaikan harga komoditas alam, seperti minyak mentah dunia dan batubara mendorong PNBP. Kemenkeu berharap, lonjakan harga komoditas masih terjadi tahun depan sehingga tetap mendorong PNBP 2019.
Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemenkeu Suahasil Nazara dalam rapat kerja dengan DPR, Senin (2/7/2018) mengatakan, realisasi PNBP hingga akhir Mei 2018 sebesar Rp 145 triliun. Jumlah itu sama dengan 52,7 persen target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018 yang sebesar Rp 275 triliun.
Angka itu tumbuh sebesar 18,66 persen year on year (yoy). Pada akhir Mei tahun lalu, realisasi PNBP hanya sebesar Rp 122,2 triliun. Kenaikan realisasi PNBP terjadi karena meningkatnya harga minyak mentah Indonesia atau Indonesia crude price (ICP) dan juga harga batubara.
Rata-rata ICP tahun ini memang lebih tinggi dari tahun lalu. Pada Mei 2018 berdasarkan perhitungan formula ICP yang dirilis Tim Harga Minyak Indonesia, rata-rata ICP mencapai 72,46 dollar AS per barel, naik 5,03 dollar AS per barel dari bulan sebelumnya yang sebesar Rp 67,43 per barel.
Begitu juga harga acuan batubara (HBA). Pada Mei 2018, HBA ditetapkan 89,53 per ton dollar AS, turun 5,22 dollar AS dari HBA April 2018 sebesar 94,75 dollar AS per ton. Namun, harga HBA pada Mei 2018 lebih tinggi dari Mei 2017 yang hanya sebesar 83,81 dollar AS per ton.
Apalagi pada belakangan ini harga minyak kembali melonjak, yakni US$ 73,81 per barel untuk WTI pada perdagangan, Senin. Harga minyak dalam tren meningkat sejak 21 Juni 2018 yang hanya US$ 65,54 per barel. “Potensi kenaikan harga komoditas masih akan terjadi tahun depan,” ujar Suahasil, kemarin. Ini juga terindikasi juga dari kerangka asumsi makro RAPBN 2019, pemerintah memperkirakan harga ICP sebesar 60–70 dollar AS per barel.
Selain berharap dari dorongan harga komoditas, pemerintah juga akan mendongkrak PNBP dari perbaikan pelayanan. “Tata kelola akan terus diperbaiki, lalu peningkatan administrasi dan pelayanan publik untuk mendorong PNBP,” jelas Suahasil.
Direktur Penerimaan Negara Bukan Pajak Direktorat Jenderal (Ditjen) Anggaran Kemkeu Mariatul Aini sebelumnya mengatakan, realisasi PNBP sumber daya alam (SDA) migas dan nonmigas masih mencatat kenaikan yang cukup tinggi. Untuk PNBP migas, realisasi hingga akhir Mei 2018 mencapai Rp 50,6 tiliun. Jumlah realisasi itu tumbuh 43,75 persen yoy atau 62,98 persen dari target.
Sementara itu, realisasi PNBP untuk sektor SDA nonmigas mencapai Rp 14,25 triliun, tumbuh 31,94 persen yoy. Sama halnya dengan PNBP SDA migas, jumlah itu telah mencapai 61 persen dari yang ditargetkan sebesar Rp 23,3 triliun.