Perry Warjiyo resmi dilantik sebagai Gubernur Bank Indonesia periode 2018-2023 menggantikan Agus Martowardojo, di Gedung Mahkamah Agung, 24 Mei 2018.
Jakarta, Portonews — Konon, ketika dokumen empat calon Gubernur Bank Indonesia diajukan ke Istana pada 9 Februari 2018, Presiden Joko Widodo sudah langsung menetapkan pilihannya: Perry Warjiyo. Apa alasan Presiden demikian cepat menentukan pilihan? Tidak ada yang tahu. Namun, siapapun yang bertemu dan berinteraksi dengan Perry, pasti akan mendapatkan kesan baik, ramah, murah senyum, tenang, dan mengusai persoalan di bidangnya: moneter.
Perry adalah figur pejabat karir di Bank Indonesia yang bukan saja mengusai persoalan moneter, tapi juga ekonomi makro. Mungkin, ketenangan dan kerendah-hatian Perry, yang membuat Presiden Jokowi memilihnya. Perry lahir di Sukoharjo, 25 Februari 1959, ia adalah lulusan Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada tahun 1982.
Ia diterima di Bank Indonesia tahun 1984 dan ditempatkan di urusan pemeriksaan dan pengawasan kredit. Setelah lima tahun bekerja, Perry mendapatkan kesempatan melanjutkan kuliah jenjang Master di Iowa State University, Amerika Seikat, lulus tahun 1989. Bank Indonesia mengizinkan Perry untuk melanjutkan ke tingkat doktoral juga di Iowa State University. Perry kembali ke Indonesia dengan gelar Ph.D tahun 1991.
Karir Perry mulai menanjak pada tahun 1995, ketika ia menjadi Staf Gubernur Bank Indonesia. Kemudian menjadi Kepala Biro Gubernur (1998), Direktur Pusat Pendidikan dan Studi Kebangsentralan (2003), Direktur Departemen Kebijakan Makroprudensial Bank Indonesia (2007), dan Deputi Gubernur Bank Indonesia. Perry pernah menjabat Direktur Eksekutif International Monetary Fund, mewakili 13 negara anggota South-East Asia Voting Group.
Perry adalah seorang pemikir. Selama berkarier di Bank Indonesia, ia banyak melakukan riset ekonomi dan kebijakan moneter, isu internasional, transformasi organisasi, strategi kebijakan moneter, pendidikan dan riset kebanksentralan, pengelolaan devisa dan uang luar negeri.
Kabarnya, kini Perry tengah menulis sebuah buku mengenai kombinasi kebijakan moneter dan makroprudensial. Sebagai catatan, model kebijakan yang kini diterapkan BI, disusun oleh Perry. Selain berkarir di Bank Indonesia, Perry juga tercatat sebagai pengajar bidang Ekonomi Moneter dan Ekonomi Keuangan Internasional pada program Pasca Sarjana di Universitas Indonesia.
Tanggal 28 Maret 2018 Perry menjalani uji kepatutan dan kelayakan (fit and proper test) di depan Komisi XI DPR. Dengan tenang dan tersenyum ia menjawab semua pertanyaan yang diajukan. Hasilnya semua fraksi sepakat memilih Perry Warjiyo sebagai Gubernur Bank Indonesia periode 2018 – 2023 menggantikan Agus DW Martowardojo yang habis masa jabatannya Mei 2018. Komisi XI DPR RI juga memilih Dody Budi Waluyo yang akan mengisi jabatan Deputi Gubernur Bank Indonesia yang ditinggalkan Perry.
Ke depan tugas berat sudah menanti Perry, salah satunya adalah stabilisasi kurs rupiah di tengah banyaknya tantangan eksternal, di antaranya kenaikan bertahap Fed Fund Rate yang memicu arus keluar dana asing dari pasar keuangan negara berkembang.(Yus)