Jakarta, Portonews – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat kenaikan tarif angkutan udara menjadi salah satu penyebab terjadinya inflasi pada November 2018 sebesar 0,27 persen.
“Penyebabnya tarif angkutan udara naik, andilnya ke inflasi 0,05 persen, karena banyak kegiatan akhir tahun,” kata Kepala BPS Suhariyanto dalam jumpa pers di Jakarta, Senin, seperti dikutip dari Antara.
Suhariyanto mengatakan komoditas lainnya yang ikut menyumbang inflasi antara lain kenaikan harga bawang, BBM nonsubsidi, serta upah tukang bukan mandor.
Berdasarkan kelompok pengeluaran, inflasi tertinggi terjadi pada kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,56 persen diikuti kelompok kesehatan 0,36 persen.
Kemudian, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 0,25 persen, kelompok bahan makanan 0,24 persen, kelompok sandang 0,23 persen, dan kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,20 persen.
“Kelompok bahan makanan tercatat rendah, karena harga-harga ada yang turun dan menyumbang deflasi seperti cabai merah, daging ayam ras, buah-buahan dan minyak goreng,” katanya.
Terakhir, tambah Suhariyanto, kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga, mengalami inflasi pada November sebesar 0,05 persen.
Dalam kesempatan ini, inflasi inti tercatat sebesar 0,22 persen, inflasi harga diatur pemerintah mencapai 0,52 persen dan harga bergejolak sebesar 0,23 persen.
Dengan inflasi pada November tercatat sebesar 0,27 persen, maka inflasi tahun kalender Januari-November 2018 telah mencapai 2,5 persen dan inflasi tahun ke tahun (yoy) 3,23 persen.
Dari 82 kota IHK, sebanyak 70 kota mengalami inflasi dan 12 kota menyumbang deflasi pada November 2018. Inflasi tertinggi terjadi di Merauke sebesar 2,5 persen dan inflasi terendah di Balikapan sebesar 0,01 persen.
Sedangkan deflasi tertinggi di Medan sebesar 0,64 persen dan deflasi terendah di Pematangsiantar, dan Pangkalpinang masing-masing 0,01 persen. (Ant/Nap)