Jakarta, Portonews.com – Tren kenaikan suku bunga kredit tidak menekan pertumbuhan kredit PT Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk (BTN). Sampai dengan 30 September 2018 Bank BTN mencatatkan pertumbuhan kredit sebesar 19,28% yoy.
Pertumbuhan kredit ini didorong oleh kenaikan KPR Subsidi karena BTN telah resmi mendapat kucuran Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP). Angka pertumbuhan kredit tersebut di atas rata-rata industri perbankan per Agustus lalu yang dicatat Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebesar 12,12%. Bank BTN berhasil mengucurkan kredit senilai Rp220,07 triliun per triwulan III 2018, bergerak naik dibandingkan triwulan III 2017 sebesar Rp184,50 triliun.
“FLPP memberikan angin segar terhadap laju pertumbuhan kredit bagi Bank BTN lebih tinggi dan untuk mengoptimalkannya sekaligus mendukung target program sejuta rumah yang menyasar masyarakat berpenghasilan rendah. Kami intensif menggandeng mitra swasta maupun pemerintah daerah agar penyerapan FLPP tepat sasaran”, kata Direktur Utama Bank BTN, Maryono saat jumpa pers di Menara Bank BTN, Jakarta.
Seiring dengan laju pertumbuhan KPR, kontribusi Bank BTN dalam menyalurkan kredit kepemilikan rumah maupun kredit konstruksi properti terhadap Program Sejuta Rumah semakin besar, yakni 574.444 unit rumah dengan nilai Rp54,93 triliun per September 2018. Dari pencapaian tersebut sebanyak 408.350 unit rumah dibiayai dengan KPR Subsidi. Sementara sisanya dengan KPR Non Subsidi.
“Kami terus melakukan inovasi produk untuk meningkatkan akses masyarakat memilih hunian idaman, diantaranya baru-baru ini kami merilis KPR Gaeesss yang menyasar generasi milineal dan melakukan pilot project KPR Mikro dengan skema ABCG (Academy Business Community and Government) bagi MBR untuk mengejar target pertumbuhan kredit di kisaran 19-20 % tahun ini,” ujarnya.
Laju pertumbuhan kredit yang kencang juga didukung oleh pengendalian rasio kredit macet yang prima. Non Performing Loan (NPL) Bank BTN berhasil ditekan menjadi 2,65 % per September 2018, angka tersebut lebih baik dbandingakan periode yang sama tahun lalu yang mencapai 3, 07 %.