Jakarta, Portonews.com – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan perkembangan nilai ekspor Juni 2018. Pada periode tersebut BPS mencatat total ekspor mencapai 13 miliar dollar Amerika atau tumbuh 11,47 persen dari tahun sebelumnya (yoy). Namun secara bulanan nilai ekspor bulan Juni ekspor turun 19,8 persen.
Seperti dikutip CNBC Indonesia, konsensus pasar yang memperkirakan ekspor tumbuh 16,38 persen year-on-year (YoY). Sementara impor masih tumbuh lebih cepat yaitu 30,17 persen YoY. Namun kini neraca perdagangan bisa mencatat surplus yang diperkirakan 579,5 juta dollar Amerika.
“Beberapa komoditas non migas yang alami peningkatan harga dari Mei ke Juni 2018 antara lain batu bara, dan alumunium,” kata Kepala BPS, Suhariyanto dalam konferensi persnya di Gedung BPS, Senin (16/7/2018).
“Kalau dibandingkan tahun lalu, juni 2017, ekspor migas masih alami kenaikan 34,79 persen. Kenaikan ini baik untuk hasil minyak, nilai gas dan nilai minyak mentah,” imbuh Suhariyanto.
Sementara, untuk non migasnya alami kenaikan 8,69 persen. “Ada beberapa komoditas, yakni bahan bakar mineral, bijih kerak, dan beberapa produk kimia,” tutur Suhariyanto.
Penurunan nilai ekspor Juni 2018 jika dilihat dari bulanan karena bertepatan lebaran. Menurut Suhariyanto ini biasa terjadi karena ada libur panjang.
“Sehingga hari kerja mengalami penurunan. Ini terbukti dari pattern sebelumnya. Selain itu dari bidang pertanian terjadi penurunan 25,31 persen (yoy). Share ini masih kecil seperti tanaman pangan, kopi, sarang burung komoditasnya,” katanya.
Untuk sektor pertambangan mengalami kenaikan 58,53 persen (yoy). Didorong oleh kenaikan harga batu bara dan aspal. “Selain itu tambahan biji tembaga dan logam lainnya,” ucapnya.