Jakarta, Portonews.com – Utang luar negeri Republik Indonesia semakin besar seiring terus anjloknya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Pada Jumat (3/8/2018), nilai tukarnya berada di kisaran Rp14.500 per dolar AS.
Politikus muda Partai Gerindra, Anggawira, prihatin dengan keadaan ini. Dia menilai negara telah gagal menyejahterakan rakyat.
“Kemiskinan terus bertambah, kesenjangan semakin melebar, sementara utang kita kian menumpuk, sungguh saya sangat prihatin. Negara telah gagal membawa rakyatnya sejahtera,” kata Anggawira beberapa waktu lalu.
Anggawira mencatat rilis Bank Indonesia pada April 2018, saat kurs di kisaran Rp14.000, utang luar negeri Indonesia US$356,9 miliar setara dengan Rp4.996,6 triliun. Jika kursnya dolar AS menjadi Rp15.000, utang luar negeri Indonesia bertambah hingga Rp5.353,5 triliun.
Anggawira menyebutkan jika utang luar negeri Indonesia yang sebesar Rp5.353,5 triliun ditanggung rakyat Indonesia, yang jumlahnya mencapai 265 juta jiwa, tiap orang akan terbeban utang sebesar Rp20,2 juta.
“Negara ini mau dibawa ke mana? Bayangkan tiap orang di negeri ini ketiban utang sebesar Rp20,2 juta. Sementara sekitar setengah penduduknya berpengeluaran kurang dari Rp20.000 per hari,” kata Anggawira yang juga Wakil Ketua Dewan Pengurus Daerah (DPD) Partai Gerindra Jawa Barat.
Dia mengajak semua elemen bangsa melakukan aksi keprihatinan bersama, terutama para aktivis 98.
“Saatnya kembali melakukan solidaritas bersama, memikirkan jalan keluar. Terutama kepada sahabat-sahabat aktivis yang tak tergerus idealismenya. Saat ini kita kembali krisis,” kata Anggawira yang juga Caleg DPR RI Dapil VIII Jawa Barat (Kabupaten Indramayu, Kabupaten dan Kota Cirebon) ini.