Minggu, 5 Februari 2017 di arena Indonesia Fashion Week 2017 menjadi ajang pergelaran ‘Savana Muria: The Autentic Kudus Embriodery’ yang menampilkan motif-motif dan gaya baru rancangan Kerancang Kudus dalam gaya khas busana masa kini bernapaskan etnik modern ala desainer Rudy Chandra, Ariy Arka, Defrico Audy, dan Ivan Gunawan.
Salah satu yang didaulat menjadi peragawati sore itu adalah aktris muda Mikha Tambayong. Dengan penuh percaya diri ia berlenggak-lenggok di atas karpet merah catwalk. Ia menggunakan busana etnik Kerancang Kudus rancangan Ivan Gunawan. Ia mengaku senang bisa ikut berpartisipasi dalam kemeriahan acara Indonesia Fashion Week 2017.
“Kebetulan diundang sama Kak Igun untuk hadir di fashion show-nya. Pakai rancangan Kak Igun juga. Saya di-support dengan dikasih baju, tentu senang sekali,” ungkap Mikha.
Menurut Mikha, baju-baju etnik Indonesia bagus-bagus. Ia merasa sangat confidence mengenakannya. Dalam keseharian Mikha tidak merasa khawatir akan penilaian orang mengenai busana yang dikenakannya. Dengan mengenakan baju-baju ketat dia merasa lebih nyaman dan percaya diri.
“Yang penting aku ngerasa confident,” kata keponakan penyanyi senior, Harvey Malaiholo ini.
Ia berpendapat, ketika seseorang merasa tidak percaya diri dengan apa yang dikenakannya, saat itu orang tersebut akan terlihat jelek. Tapi kalau dia terlihat pede, ia akan terlihat cantik-cantik aja. Pakaian yang dikenakan, kata Mikha, harus sesuai dengan bentuk tubuh.
“Aku pribadi lebih senang mengenakan baju yang body fit, yang memperlihatkan lekuk tubuh,” ujarnya.
Dia sangat bangga, karena di ajang Indonesia Fashion Week dipercaya mengenakan baju tradisional. Bahkan ia mengaku lebih bangga jika dibandingkan menggunakan pakaian modern.
“Mungkin ada beberapa fashion yang aku harus pake modern. Toh, aku masih muda kenapa enggak pakai yang warna-warni.”
Pagelaran ke-6 Indonesia Fashion Week 2017 bertema ‘Celebration of Culture’. Event tahunan ini digelar bukan untuk peragaan busana semata, tapi juga bertujuan mengkapitalisasi potensi-potensi produk budaya bernilai ekonomi tinggi yang tersebar di seluruh nusantara.
Menurut President of Indonesia Fashion Week, Poppy Dharsono, ajang ini mendapat perhatian para pengunjung dari berbagai negara di dunia, di antaranya, Australia, Amerika Serikat, Italia, Swedia, Brazil, Malaysia, dan Singapura. Mereka datang ke IFW 2017 bukan hanya untuk menyaksikan pagelaran busana, tapi banyak juga yang melakukan transaksi bisnis.
“IFW 2017 diharapkan dapat menjadi salah satu peluang untuk mempromosikan kekayaan budaya dan wisata alam Indonesia kepada dunia,” kata Poppy.
Selama lima hari pagelaran IFW 2017, tercatat lebih dari Rp 120 miliar dibukukan. Sebagai perbandingan, IFW 2016 mencetak nilai transaksi sebesar Rp 100 miliar. Jumlah pengunjung yang datang ke arena IFW 2017 tidak kurang dari 150 ribu orang, dari dalam dan luar negeri.