RAKYAT China pantas berterima kasih kepada Deng Xiaoping, tokoh reformasi China. Karena kebijakan Deng membuka pasar China secara bertahap. Dengan keterbukaan perusahaan-perusahaan China, khususnya BUMN bisa melakukan perdagangan dengan mitranya dari berbagai negara.
Bahkan, perusahaan-perusahaan China mampu melebarkan sayap bisnisnya ke luar negeri. BUMN-BUMN China menjadi motor utama penggerak ekonomi. Pada periode 1990-2010, ekonomi China tumbuh sampai dua digit secara berkelanjutan. Kunci keberhasilan China dalam membangun ekonominya adalah pengawasan yang sangat ketat, alih teknologi yang sangat cepat, serta kemampuan memanfaatkan pasar domestik yang sangat besar. Kini perusahaan-perusahaan China telah menjelma menjadi raksasa-raksasa di berbagai sektor bisnis, mengalahkan Eropa dan Amerika Serikat.
Pada edisi September 2017 ini, PORTONEWS menampilkan ‘Delapan BUMN Terbesar di Dunia’ bukan berdasarkan nilai pasar (market capitalization value), pendapatan, atau net profit margin, melainkan berdasarkan nilai aset. Karena ukuran komprehensif dari BUMN bukan hanya dihitung dari nilai pasar BUMN itu sendiri, melainkan dampak ekonomi yang ditimbulkan pada masyarakat, dan itu lebih tercermin dari besarnya aset. Berikut delapan BUMN terbesar di dunia versi PORTONEWS.
Industrial and Commercial Bank of China (US$3.620 miliar)
Bank BUMN China ini didirikan pada tanggal 1 Januari 1984, memiliki lebih dari 20.000 outlet dan lebih dari 106 kantor cabang di luar negeri, termasuk di Indonesia. BUMN terbesar di planet ini berkantor pusat di Beijing, dengan jumlah karyawan sekitar 470 ribu orang yang tersebar di seluruh dunia.
ICBC yang mempunyai sekitar 400 juta nasabah ini dalam laporan tahunan 2016 mencatatkan total aset US$3.620 miliar, dengan laba bersih sebesar sekitar US$42 miliar.
Di bawah kepemimpinan Gu Shu sebagai Presiden Direktur, ICBC mendapatkan rating A dari Standard & Poor’s dan A1 dari Moody’s Investors. Saham mayoritas ICBC dimiliki oleh Pemerintah Republik Rakyat China dan sebagian lain dipegang oleh publik. Saham ICBC tercatat di Hong Kong Stock Exchange dan Shanghai Stock Exchange.
China Construction Bank Corporation (US$3.254 miliar)
Per 31 Maret 2017, CCBC mencatatkan aset sebesar RMB21.695 miliar, atau US$3.254 miliar. Total aset tersebut 3,49% lebih tinggi atau RMB731.499 miliar dibanding Kwartal IV 2016 .
CCBC didirikan di Beijing pada 1 Oktober 1954 dengan nama People’s Construction Bank of China.
Baru pada 26 Maret 1996 namanya berubah menjadi China Construction Bank Corporation (CCBC). Tahun 2002 Chairman CCBC, Wang Xuebing mengundurkan diri karena kasus suap ketika ia masih bekerja di Bank of China. Ia dihukum 12 tahun penjara. Pengganti Wang, Zhang Enzhao mengundurkan diri pada tahun 2005 karena diduga menerima suap sebesar US$1 juta. Kemudian ia pun harus masuk bui selama 15 tahun.
Bank yang tercatat di bursa saham Shanghai ini sebagian besar sahamnya dimiliki oleh Pemerintah China. Bank ini memiliki tidak kurang dari 15.000 cabang di China dan di berbagai negara. Di Indonesia, CBB merger dengan Bank Windu Kentjana milik besan Sudono Salim.
Agricultural Bank of China (US$2.935 miliar)
Agricultural Bank of China atau Bank Pertanian Cina (ABC) adalah salah satu bank BUMN dari empat bank besar di Republik Rakyat China. Bank ini didirikan pada tahun 1951, berkantor pusat di Beijing.
Sebelum tahun 2010, keseluruhan saham ABC dipegang oleh Pemerintah China. Bank yang didirikan oleh Mao Zedong ini melepas sebagian sahamnya di Shanghai Stock Exchange dan Hang Seng, Hong Kong. Dari initial public offering tersebut, ABC meraup dana sebesar US$19 miliar.
ABC memiliki 24.000 kantor cabang di seluruh wilayah China, Hong Kong dan Singapura. Sekitar 400 juta nasabah (debitur dan deposan) yang sebagian besar petani dan nelayan. Selain itu masih ada sekitar 30.000 nasabah korporasi yang bergerak di bidang pertanian. Beberapa tahun lalu ABC juga membuka cabang di beberapa kota di Indonesia.
Bank of China Limited (US$2.722)
Bank of China Limited yang sahamnya tercatat di Shanghai Stock Exchange dan Hang Seng, Hong Kong, per 31 Desember 2016 membukukan aset sebesar RMB18.148.890 juta, dengan laba setelah pajak sebesar RMB184,1 miliar, atau naik sebesar 2,58% dari tahun 2015.
Chairman Bank of China, Tian Guoli, mengatakan bahwa Bank of China harus melanjutkan strategi ‘Serving Society, Delivering Excellence’ dan berkontribusi pada proses pemberdayaan rakyat, dengan memanfaatkan kekuatannya sebagai bank China yang paling eksis di dunia internasional. Salah satu bank BUMN dari lima bank terbesar di China ini didirikan tahun 1912 oleh pemerintahan Republik untuk menggantikan Daqing Bank. Hingga tahun 1942, bank ini telah menerbitkan banknotes atas nama Pemerintah China.
Per 31 Desember 2009, Bank of China yang berkantor pusat di Distrik Xicheng, Beijing, menjadi bank penyalur kredit terbesar kedua di China, dan kelima di dunia berdasarkan market capitalization value atau nilai pasar.
Japan Post Holdings (US$2.638 miliar)
Dalam laporan keuangan Kuartal I tahun 2016, Japan Post Holdings (JPH) membukukan aset sebesar Yen291.947.080 juta. Angka tersebut lebih rendah dibanding periode yang sama pada tahun 2015 yang mencapai Yen295.849.992 juta.
JPH adalah sebuah BUMN Jepang yang berkantor pusat di Kasumigaseki, Chiyoda, Tokyo. Saham mayoritas JPH dipegang oleh Pemerintah Jepang dan tercatat di Bursa Efek Tokyo, Nikkei. Sejak 20 Januari 2013, JPH dikendalikan oleh Taizo Nishimuro sebagai Presiden Direktur. Konglomerasi ini memiliki lahan bisnis yang cukup luas, yang meliputi jasa pos, pengiriman logistik, keuangan, perbankan, dan asuransi. JPH didirikan pada tanggal 23 Januari 2006.
Per tahun 2016, JPH mempekerjakan sekitar 230 ribu karyawan. Dalam laporan itu (Kwartal I 2016) disebutkan bahwa volume surat yang masuk ke Jepang dan dilayani oleh Japan Post, yang terbanyak berasal dari Amerika Serikat dan Jerman. Sedangkan negara yang paling tinggi di dunia dalam lalu lintas pengiriman surat atau dokumen adalah Amerika Serikat dan Slovenia.
KfW Bank (US$608 miliar)
KfW Development Bank adalah bank BUMN milik Pemerintah Jerman. Bank ini berfokus dalam penyaluran kredit untuk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Dahulu, bank ini bernama KfW Bankengruppe, bermarkas di Frankfurt. Pada awal berdirinya tahun 1948 bernama Kreditanstalt für Wiederaufbau atau Lembaga Kredit untuk Rekonstruksi yang merupakan bagian dari Marshall Plan. Maklum, pada akhir Perang Dunia II, Jerman mengalami kehancuran yang nyaris total.
Sekitar 80% saham KfW dimiliki oleh Republik Federal Jerman atau Jerman Barat waktu itu, sedangkan 20% dipegang oleh Pemerintah Jerman pasca reunifikasi. Memang terdengar agak rancu, tapi begitulah adanya.
KfW dijalankan oleh Dewan Pelaksana yang kini dipimpin oleh Ulrich Schröder. Dewan ini bertanggung-jawab kepada 37 anggota Dewan Pengawas. Bank ini membiayai pembangunan perumahan atau semacam kredit pemilikan rumah (KPR), pembiayaan ekspor-impor, pembiayaan investasi asing, dan bantuan pembangunan.
Debitur dari KfW bukan hanya masyarakat atau badan usaha Jerman, melainkan juga masyarakat internasional. Salah satu pengusaha Indonesia yang pernah mendapatkan kredit lunak dari KfW adalah Susi Pudjiastuti ketika masih sebagai pengusaha UMKM, sekarang Menteri Kelautan dan Perikanan.
Tahun 2016 KfW yang memiliki aset demikian besar, hanya membukukan konsolidasi ‘keuntungan’ €421 juta. Itulah KfW yang memang bertujuan menumbuhkan UMKM.
“Tahun 2017 telah dimulai dengan baik, aktivitas ekonomi yang dinamis di Jerman berarti permintaan akan pembiayaan dari KfW, baik dari perusahaan maupun individu tetap tinggi,” kata Günther Bräunig, Anggota Dewan Eksekutif KfW Group.
China Life Insurance (US$504 miliar)
China Life Insurance yang berkantor pusat di Beijing, merupakan BUMN asuransi dan keuangan terbesar di China. Bisnis yang dijalankannya meliputi asuransi jiwa, manajemen aset, investasi alternatif, pembiayaan bisnis di luar negeri dan e-commerce.
Tahun 2016 China Life Insurance mencatatkan pendapatan sebesar RMB697 miliar, dari aset sebesar RMB3,36 triliun. Perusahaan ini mengalami peningkatan kinerja keuangan yang sangat signifikan setelah mencatatkan sahamnya di New York Stock Exchange dan Hang Seng, Hong Kong pada Januari 2003. Kemudian, pada tahun 2007 China Life Insurance juga masuk bursa saham Shanghai. Saat ini, China Life Insurance merupakan pemegang 40% saham China Guangfa Bank.
State Grid China (US$480 miliar)
State Grid Corporation of China atau lebih dikenal dengan sebutan State Grid, adalah BUMN China yang bergerak di bidang kelistrikan, sekaligus sebagai perusahaan listrik terbesar di dunia. Perusahaan yang mempunyai sekitar 930 ribu karyawan ini melayani 1.2 miliar pelanggan. Tahun 2016 lalu, State Grid meraup pendapatan sebesar US$329,6 miliar.
Setelah menjalankan program ‘Plant-Grid Separation’ pada tahun 2002, aset State Grid dibagi menjadi lima grup pembangkit listrik yang menjaga keberlanjutan pasok listrik ke seantero China. Perusahaan ini juga mempunyai lima anak perusahaan yang tersebar di beberapa provinsi. (yus)