Bahan kimia Berbahaya Beracun (B3) memiliki dua sifat yang berlawanan. Zat itu sangat dibutuhkan untuk proses produksi berbagai jenis industri. Tapi, seperti namanya, apabila tumpah di tempat yang salah, zat itu sangat mematikan dan merusak lingkungan hidup dan segala organisma yang terdapat di tempat itu.
Bangkai tanker kimia Ievoli Sun yang di perutnya terdapat ribuan ton bahan kimia yang bersifat toksik, tergolek di dasar Selat Inggris. Sebelum berubah menjadi mimpi buruk, Pemerintah Inggris, Perancis, dan Italia berusaha menetralisir zat kimia dalam jumlah besar itu.
The Ievoli Sun, sebuah kapal tanker kimia berbendera Italia yang disewa oleh Napolitan dari Domenico Ievoli, meninggalkan Pelabuhan Fawley, Southampton Inggris tanggal 28 Oktober 2000 pukul 12.30 waktu setempat.
Kapal dengan panjang 115,65 meter, lebar 17,51 meter dan berbobot 6.600 ton itu membawa muatan bahan kimia styrene 3.998 ton, isopropyl alcohol (IPA) 996 ton, dan 1027 ton methyl ethyl ketone (MEK). Ievoli Sun dijadwalkan tiba di Berre, Perancis Selatan tanggal 3 November 2000.
Sebelum berlayar, kapten kapal berkonsultasi dulu tentang cuaca dengan pejabat yang kompeten. Akhir Oktober kondisi cuaca di Atlantik Utara sering kali tidak bersahabat. Keesokan harinya, tanggal 29 Oktober siang saat kapal meninggalkan perairan Casquet, alarm berbunyi karena air masuk ke ruang di bawah dek.
Kapten kapal memerintahkan awak untuk mengeceknya. Kapal berlayar masuk Atlantik. Cuaca makin buruk, gelombang makin tinggi. Tapi para awak berkeyakinan kapal masih bisa berlayar.
Tanggal 30 Oktober, haluan kapal sudah tidak terlihat, berada sama dengan permukaan air. Beberapa jam kemudian, ruang kargo nomor dua dan tiga sudah terendam, dan air mulai masuk kargo nomor empat. Kapten kapal sudah mempersiapkan evakuasi semua awak. Ia menghubungi kantor pusat di Napoli. Pihak kantor pusat segera mengupayakan untuk menarik kapal ke pelabuhan terdekat, Normandia.
Situasi makin buruk, kapal sudah tidak bisa dikendalikan. Pukul 09.15 pagi Tim SAR Angkatan Laut Perancis mulai mengevakuasi awak kapal dengan helikopter. Otoritas maritim Perancis mengizinkan beberapa tugboat untuk menarik Ievoli Sun ke pelabuhan. Tapi upaya itu gagal. Selasa, pukul 09.00 tanggal 31 Oktober 2000 Ievoli Sun tenggelam di Selat Inggris, sembilan mil laut di lepas Casquets di kedalaman 90 meter.
Bencana yang mungkin terjadi dari muatan Ievoli Sun bisa cukup dahsyat, merusak lingkungan hidup perairan, bahkan styrene yang tumpah bisa saja meledak. Karenanya, Presiden Perancis waktu itu menelepon Presiden Komisi Eropa yang kebetulan berasal dari Italia, Romano Prodi, untuk membicarakan langkah-langkah penyelamatan selanjutnya.
Tingginya risiko lingkungan hidup yang disebabkan bahan kimia yang diangkut Ievoli, otoritas Perancis merahasiakan nama kapten kapal beserta 13 anak buahnya. Bahkan tak satu media pun yang mengetahui nama nakhoda itu. Demikian juga pada laporan investigasi yang dilakukan oleh CEDRE (Centre of Documentation, Reserach and Experimentation Water Pollution).
Para pakar penanggulangan tumpahan minyak dan Bahan kimia Berbahaya Beracun (B3) menganalisis, hanya sebagian kecil saja muatan Ievoli Sun yang tumpah ke laut. Sehingga diperlukan upaya untuk mengeluarkan bahan kimia itu dari lambung kapal di dasar laut.
Penanganan
Secara umum, penanggulangan atas kapal tanker bermuatan bahan kimia yang mengalami bencana di lautan, bisa dilakukan sebelum kapal itu tenggelam, atau setelah kapal tenggelam dan muatannya tumpah ke laut melalui beberapa metoda.
Transhipment, pemindahan muatan ke kapal lain ketika kapal yang bermasalah masih berada di permukaan laut. Operasi ini dimungkinkan jika kondisi kapal yang bermasalah masih relatif stabil, dan situasi cuaca cukup ‘bersahabat’.
Membatasi Zona Tumpahan, secara umum, zona eksklusif tumpahan bahan kimia berada di sekitar kapal, mensterilkan zona tersebut dari aktivitas pelayaran atau kegiatan lain, karena berbahaya. Karena, jika substansi tumpahan berupa gas atau evaporator, dapat membentuk awan beracun yang menimbulkan bahaya bagi penduduk di dekatnya.
Dalam hal ini, pemodelan komputer (trajectory model) bisa memberikan informasi berharga pada dispersi dan pergerakan awan tersebut.
Melindungi Daerah Sensitif, jika tumpahan zat kimia mengambang dan bergerak menuju daerah pesisir, digunakan floating filter booms yang resisten terhadap polutan. Ini akan melindungi ekologi maupun ekonomi daerah sensitif seperti pelabuhan, tempat wisata, peternakan ikan, rawa-rawa dan cadangan burung.
Pelepasan Terkontrol, jika bahan kimia muatan kapal yang tumpah hanya berisiko rendah bagi manusia dan lingkungan, dimungkinkan untuk melepaskannya ke lingkungan secara terkendali. Sehingga bisa lebih cepat terurai di laut. Teknik ini tidak boleh digunakan di daerah pesisir atau pelabuhan, terlebih lagi di dekat daerah dengan populasi penduduk yang banyak. Risikonya menjadi cukup tinggi.
Melindungi Wilayah Sumber Bersih, jika tumpahan terjadi di daerah pesisir atau pelabuhan, salah satu langkah yang harus diprioritaskan adalah melindungi wilayah sumber air bersih, dengan cara mencegah polutan masuk ke wilayah itu. Biasanya, di sekitar pelabuhan terdapat wilayah sumber air bersih untuk digunakan bagi keperluan sehari-hari masyarakat, peternakan, atau industri.
Selain mematikan pompa yang digunakan pada instalasi air bersih, dilakukan pengeboran pada beberapa tempat, lalu dimasukan pipa. Dari pipa-pipa tersebut dialirkan udara dengan tekanan tinggi, untuk meniup polutan yang meresap ke dalam tanah.
Ketika kecelakaan kapal tanker kimia Ievoli Sun di Selat Inggris pada tahun 2000, sistem monitoring kargo Angkatan Laut Perancis mendeteksi adanya tumpahan styrene. Hal itu dipastikan setelah dilakukan penelitian atas sampel air yang diambil dari sekitar kapal dan dianalisa secara teratur selama beberapa bulan di laboratorium. Air laut yang terkontaminasi itu cukup membahayakan organisma yang hidup di sana.
Sementara itu, selama minggu-minggu pertama setelah kecelakaan, Unit Perlindungan Sipil Angkatan laut Perancis yang melakukan penelitian pada wilayah sumber air bersih di darat mendeteksi adanya uap stirena di atmosfer, sehingga mengancam kesehatan penduduk sekitar.
Untuk menentukan strategi respon yang paling tepat, CEDRE melakukan penelitian atas styrene yang tumpah dari Ievoli Sun. Hasilnya menunjukkan bahwa zat tersebut yang berbahaya bagi lingkungan, meski tidak menimbulkan risiko polimerisasi mendadak. Karenanya, harus segera dilakukan operasi untuk memompa muatan yang masih tersisa di kargo kapal di dasar laut.
Sedangkan metiletilketon dan isopropyl alcohol, yang merupakan zat larut di air benar-benar bersifat biodegradable, memiliki dampak lingkungan kecil. Zat ini bisa dilepaskan atau dibuang secara bertahap dan terkendali. Untuk melakukan operasi pemompaan dari bangkai kapal Ievoli Sun diperlukan robot bawah air yang dikendalikan dari jarak jauh untuk mengebor lubang di lambung kapal guna mengaktifkannya.